TEMPOR CYBER™  mengucapkan . . . MARHABAN YAA RAMADHON 1437 H

WELCOME TO TEMPOR CYBER™...

Tempor Cyber™ adalah situs informasi yang menyajikan berita-berita terkini,baik berita daerah,berita dalam negeri maupun berita luar negeri juga menyampaikan segudang berita gosip, dunia intertainment, tips trik komputer, dan lain sebagainya yang tentunya semata-mata untuk memanjakan anda sebagai pembaca.

BLACKBERRY MERAIH SUKSES DI INDONESIA

Kemampuan Playbook cukup hebat, wajar karena ia dipersiapkan untuk menjadi lawan bagi iPad 2. Menggunakan layar sentuh kapasitif, LCD 7 inch WSVGA yang memiliki resolusi 1024 x 600. Perangkat ini didukung penuh multi touch dan gesture.

Galaxy SII Ditarget Teruskan Kejayaan Galaxy S

Galaxy S II menggunakan sistem operasi Android 2.3 alias Gingerbread. Disertai prosesor 1,2 GHz dual core dan RAM 1 GB yang membuat performanya makin mulus. Selain itu masih ditambahi interface andalan Samsung yaitu TouchWiz versi 4.0, diharapkan memudahkan pengguna dalam mengoptimalkan Android 2.3 Gingerbread.

KAPOLDA JATENG KEDEPANKAN PENCEGAHAN,REDAM AKSI ANARKIS MASSA

Peragaan Sispamkota ini melibatkan 933 personil, baik dari unsur TNI/Polri maupun Satpol PP. Selain penanganan unjuk rasa, dalam kesempatan itu juga diperagakan simulasi penanganan teror bom.

LASKAR PELANGI MEMBEDAH DUNIA PENDIDIKAN

Menceritakan tentang persahabatan dan setia kawanan yang erat dan juga mencakup pentingnya pendidikan yang begitu mendalam. Serta kisahnya yang mengharukan.

IPAD-3 BAKAL PAKAI LAYAR RETINA DISPLAY??

iPhone generasi pertama hingga Apple 3GS memakai resolusi HVGA 320 x 480 pixel yang kemudian ditingkatkan 2 kalinya pada iPhone 4 menjadi 960 x 640 pixel. Sementara, pada iPad 3, tidak heran resolusinya yang saat ini sebesar 1024 x 768 juga telah dinaikkan menjadi dua kali yaitu 2048 x 1536 pixel

ARTI PERSAHABATAN SEBENARNYA

Satukan dua tangan yang lain menjadi satu genggaman yang kukuh bersama tuk meringankan beban antara satu dengan yang lain

ALON - ALON SIMPANG LIMA PATI-JATENG

Alon-alon Simpang Lima Pati nampak tenang pada siang hari,sungguh jauh berbeda kenyataannya kala malam hari yang penuh sesak dikunjungi para pedagang dan warga Pati tentunya.

PENYAMBUTAN PENGHARGAAN ADIPURA

Kabupaten Pati memperoleh perhargaan ADIPURA ini untuk kesekian kalinya.Sebagai warga Pati,kami sangat bangga terhadap penghargaan ini.Maju terus Kota Kelahiranku.

PRESIDEN SOESILO BAMBANG YUDHOYONO PIMPIN UPACARA DI ISTANA NEGARA

Peringatan detik-detik Proklamasi Kemerdekaan Ri berlangsung khidmat. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebagai inspektur upacara dalam upacara yang berlangsung di halaman Istana Merdeka.

Selasa, 01 September 2015

KISAH NYATA ; TELAT NIKAH

Aku sudah lulus dari kuliah dan sudah mendapatkan pekerjaan yang bagus.
Lamaran kepada diriku untuk menikah juga mulai berdatangan, akan tetapi aku tidak mendapatkan seorangpun yang bisa membuatku tertarik.
Kemudian kesibukan kerja dan karir memalingkan aku dari segala hal yang lain. Hingga aku sampai berumur 34 tahun.
Ketika itulah aku baru menyadari bagaimana susahnya terlambat menikah.
Pada suatu hari datang seorang pemuda meminangku. Usianya lebih tua dariku 2 tahun. Dia berasal dari keluarga yang kurang mampu. Tapi aku ikhlas menerima dirinya apa adanya.
Kami mulai menghitung rencana pernikahan. Dia meminta kepadaku photo copy KTP untuk pengurusan surat-surat pernikahan. Aku segera menyerahkan itu kepadanya.
Setelah berlalu dua hari ibunya menghubungiku melalui telepon. Beliau memintaku untuk bertemu secepat mungkin.
Aku segera menemuinya. Tiba-tiba ia mengeluarkan photo copyan KTPku. Dia bertanya kepadaku apakah tanggal lahirku yang ada di KTP itu benar?
Aku menjawab: Benar.
Lalu ia berkata: Jadi umurmu sudah mendekati usia 40 tahun?!
Aku menjawab: Usiaku sekarang tepatnya 34 tahun.
Ibunya berkata lagi: Iya, sama saja.
Usiamu sudah lewat 30 tahun.

Itu artinya kesempatanmu untuk memiliki anak sudah semakin tipis.
Sementara aku ingin sekali menimang cucu.
Dia tidak mau diam sampai ia mengakhiri proses pinangan antara diriku dengan anaknya.
Masa-masa sulit itu berlalu sampai 6 bulan.
Akhirnya aku memutuskan untuk pergi melaksanakan ibadah umrah bersama ayahku, supaya aku bisa menyiram kesedihan dan kekecewaanku di Baitullah.
Akupun pergi ke Mekah.
Aku duduk menangis, berlutut di depan Ka’bah.
Aku memohon kepada Allah supaya diberi jalan terbaik.
Setelah selesai shalat, aku melihat seorang perempuan membaca al Qur’an dengan suara yang sangat merdu.
Aku mendengarnya lagi mengulang-ulang ayat:

(وكان فضل الله عليك عظيما)
“Dan karunia Allah yang dilimpahkan kepadamu itu sangat besar”.
(An Nisa’: 113)
Air mataku menetes dengan derasnya mendengar lantunan ayat itu.
Tiba-tiba perempuan itu merangkulku ke pangkuannya.
Dan ia mulai mengulang-ulang firman Allah:

(ولسوف يعطيك ربك فترضي)
“Dan sungguh, kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, sehingga engkau menjadi puas”.
(Adh Dhuha: 5)

 
Demi Allah, seolah-olah aku baru kali itu mendengar ayat itu seumur hidupku. Pengaruhnya luar biasa, jiwaku menjadi tenang.
Setelah seluruh ritual umrah selesai, aku kembali ke Cairo.
Di pesawat aku duduk di sebelah kiri ayahku, sementara disebelah kanan beliau duduk seorang pemuda.
Sesampainya pesawat di bandara, akupun turun.
Di ruang tunggu aku bertemu suami salah seorang temanku.
Kami bertanya kepadanya, dalam rangka apa ia datang ke bandara?
Dia menjawab bahwa ia lagi menunggu kedatangan temannya yang kembali dengan pesawat yang sama dengan yang aku tumpangi.
Hanya beberapa saat, tiba-tiba temannya itu datang.
Ternyata ia adalah pemuda yang duduk di kursi sebelah kanan ayahku tadi.
Baru saja aku sampai di rumah dan ganti pakaian, lagi asik-asik istirahat, temanku yang suaminya tadi aku temui di bandara menelphonku.

Langsung saja ia mengatakan bahwa teman suaminya yang tadi satu pesawat denganku sangat tertarik kepada diriku.
Dia ingin bertemu denganku di rumah temanku tersebut malam itu juga.
Alasannya, kebaikan itu perlu disegerakan.
Jantungku berdenyut sangat kencang akibat kejutan yang tidak pernah aku bayangkan ini.
Lalu aku meminta pertimbangan ayahku terhadap tawaran suami temanku itu.
Beliau menyemangatiku untuk mendatanginya.
Boleh jadi dengan cara itu Allah memberiku jalan keluar.
Akhirnya…..aku pun datang berkunjung ke rumah temanku itu.
Hanya beberapa hari setelah itu pemuda tadi sudah datang melamarku secara resmi.
Dan hanya satu bulan setengah setelah pertemuan itu kami betul-betul sudah menjadi pasangan suami-istri.
Jantungku betul-betul mendenyutkan harapan kebahagiaan.
Kehidupanku berkeluarga dimulai dengan keoptimisan dan kebahagiaan.

Aku mendapatkan seorang suami yang betul-betul sesuai dengan harapanku.
Dia seorang yang sangat baik, penuh cinta, lembut, dermawan, punya akhlak yang subhanallah, ditambah lagi keluarganya yang sangat baik dan terhormat.
Namun sudah beberapa bulan berlalu belum juga ada tanda-tanda kehamilan pada diriku.
Perasaanku mulai diliputi kecemasan.
Apalagi usiaku waktu itu sudah memasuki 36 tahun.
Aku minta kepada suamiku untuk membawaku memeriksakan diri kepada dokter ahli kandungan.
Aku khawatir kalau-kalau aku tidak bisa hamil.
Kami pergi untuk periksa ke seorang dokter yang sudah terkenal dan berpengalaman.
Dia minta kepadaku untuk cek darah.
Ketika kami menerima hasil cek darah, ia berkata bahwa tidak ada perlunya aku melanjutkan pemeriksaan berikitnya, karena hasilnya sudah jelas.
Langsung saja ia mengucapkan “Selamat, anda hamil!”
Hari-hari kehamilanku pun berlalu dengan selamat, sekalipun aku mengalami kesusahan yang lebih dari orang biasanya.
Barangkali karena aku hamil di usia yang sudah agak berumur.
Sepanjang kehamilanku, aku tidak punya keinginan mengetahui jenis kelamin anak yang aku kandung.
Karena apapun yang dikaruniakan Allah kepadaku semua adalah nikmat dan karunia-Nya.
Setiap kali aku mengadukan bahwa rasanya kandunganku ini terlalu besar, dokter itu menjawab:
Itu karena kamu hamil di usia sudah sampai 36 tahun.
Selanjutnya datanglah hari-hari yang ditunggu, hari saatnya melahirkan.
Proses persalinan secara caesar berjalan dengan lancar.
Setelah aku sadar, dokter masuk ke kamarku dengan senyuman mengambang di wajahnya sambil bertanya tentang jenis kelamin anak yang aku harapkan.
Aku menjawab bahwa aku hanya mendambakan karunia Allah.
Tidak penting bagiku jenis kelaminnya. Laki-laki atau perempuan akan aku sambut dengan beribu syukur .

Aku dikagetkan dengan pernyataannya:
“Jadi bagaimana pendapatmu kalau kamu memperoleh Hasan, Husen dan Fatimah sekaligus?
Aku tidak paham apa gerangan yang ia bicarakan.
Dengan penuh penasaran aku bertanya apa yang ia maksudkan?
Lalu ia menjawab sambil menenangkan ku supaya jangan kaget dan histeris bahwa Allah telah mengaruniaku 3 orang anak sekaligus. 2 orang laki-laki dan 1 orang perempuan.
Seolah-olah Allah berkeinginan memberiku 3 orang anak sekaligus untuk mengejar ketinggalanku dan ketuaan umurku.
Sebenarnya dokter itu tahu kalau aku mengandung anak kembar 3, tapi ia tidak ingin menyampaikan hal itu kepadaku supaya aku tidak merasa cemas menjalani masa-masa kehamilanku.
Lantas aku menangis sambil mengulang-ulang ayat Allah:

(ولسوف يعطيك ربك فترضى)
“Dan sungguh, kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, sehingga engkau menjadi puas”. (Adh Dhuha: 5)

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

(وَاصْبِرْ لِحُكْمِ رَبِّكَ فَإِنَّكَ بِأَعْيُنِنَا )
“Dan bersabarlah menunggu ketetapan Tuhanmu, karena sesungguhnya engkau berada dalam pengawasan Kami…”
(Ath Thur: 48)
Bacalah ayat ini penuh tadabbur dan penghayatan, terus berdoalah dengan hati penuh yakin bahwa Allah tidak pernah dan tidak akan pernah menelantarkanmu.
Jika menurut kalian, artikel ini bermanfaat.
Silakan di-share untuk teman Anda,sahabat Anda, keluarga Anda, atau bahkan orang yang tidak Anda kenal sekalipun.Jika mereka tergerak hatinya untuk menghidupkan Al-Quran di tempat tinggalnya setelah membaca
artikel yang Anda share, maka semoga Anda juga mendapatkan balasan pahala yang berlimpah dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Aamiin
Ada 2 pilihan untuk Anda:
1. Biarkan di dalam BBM, catatan atau pikiran Anda
tanpa bermanfaat untuk orang lain.
2. Anda sebarkan pada semua kenalan anda. Rasulullah SAW
bersabda, “Barangsiapa yang menyampaikan 1 (satu) ilmu saja
dan ada orang yang mengamalkan, maka walaupun yang menyampaikan
sudah tiada (meninggal dunia), dia akan tetap memperoleh pahala .

sumber ; korea selatan club

Sabtu, 28 Februari 2015

PERINTAH NABI AGAR MEMELIHARA JENGGOT

Kalau sudah melihat orang yang berjenggot, pasti sebagian orang merasa aneh dan selalu mengait-ngaitkan dengan Amrozi, cs. Jadi, seolah-olah orang yang berjenggota adalah orang yang sesat yang harus dijauhi dan disingkarkan dari masyarakat. Itulah salah satu ajaran Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang terzholimi. 

Berikut kami akan membahas mengenai hukum memelihara jenggot dan pada posting berikutnya kami akan menyanggah beberapa kerancuan mengenai masalah jenggot. Semoga bermanfaat. 


Jenggot (lihyah) adalah rambut yang tumbuh pada kedua pipi dan dagu. Jadi, semua rambut yang tumbuh pada dagu, di bawah dua tulang rahang bawah, pipi, dan sisi-sisi pipi disebut lihyah(jenggot) kecuali kumis. (Lihat Minal Hadin Nabawi I’faul Liha, ‘Abdullah bin Abdul Hamid dengan edisi terjemahan ‘Jenggot Yes, Isbal No’, hal. 17)

Nabi Saja Berjenggot

Memelihara dan membiarkan jenggot merupakan syari’at Islam dan ajaran Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Marilah kita lihat bagaimana bentuk fisik Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang berjenggot.

Dari Anas bin Malik –pembantu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam- mengatakan,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bukanlah laki-laki yang berperawakan terlalu tinggi dan tidak juga pendek. Kulitnya tidaklah putih sekali dan tidak juga coklat. Rambutnya tidak keriting dan tidak lurus. Allah mengutus beliau sebagai Rasul di saat beliau berumur 40 tahun, lalu tinggal di Makkah selama 10 tahun. Kemudian tinggal di Madinah selama 10 tahun pula, lalu wafat di penghujung tahun enam puluhan. Di kepala serta jenggotnya hanya terdapat 20 helai rambut yang sudah putih.” (Lihat Mukhtashor Syama’il Al Muhammadiyyah, Muhammad Nashirudin Al Albani, hal. 13, Al Maktabah Al Islamiyyah Aman-Yordan. Beliau katakan hadits ini shohih)
Lihatlah saudaraku, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam riwayat di atas dengan sangat jelas terlihat memiliki jenggot. Lalu pantaskah orang berjenggot dicela?!

Perintah Nabi Agar Memelihara Jenggot

Hadits pertama, dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَحْفُوا الشَّوَارِبَ وَأَعْفُوا اللِّحَى
Potong pendeklah kumis dan biarkanlah (peliharalah) jenggot.” (HR. Muslim no. 623)
Hadits kedua, dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
خَالِفُوا الْمُشْرِكِينَ أَحْفُوا الشَّوَارِبَ وَأَوْفُوا اللِّحَى
Selisilah orang-orang musyrik. Potong pendeklah kumis dan biarkanlah jenggot.” (HR. Muslim no. 625)
Hadits ketiga, dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma, beliau berkata,
أَنَّهُ أَمَرَ بِإِحْفَاءِ الشَّوَارِبِ وَإِعْفَاءِ اللِّحْيَةِ.
Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan untuk memotong pendek kumis dan membiarkan (memelihara) jenggot.” (HR. Muslim no. 624)
Hadits keempat, dari Abu Huroiroh radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda,
جُزُّوا الشَّوَارِبَ وَأَرْخُوا اللِّحَى خَالِفُوا الْمَجُوسَ
Pendekkanlah kumis dan biarkanlah (perihalah) jenggot dan selisilah Majusi.” (HR. Muslim no. 626)
Hadits kelima, dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
انْهَكُوا الشَّوَارِبَ ، وَأَعْفُوا اللِّحَى
Cukur habislah kumis dan biarkanlah (peliharalah) jenggot.” (HR. Bukhari no. 5893)
Hadits keenam, dari Ibnu Umar, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
خَالِفُوا الْمُشْرِكِينَ ، وَفِّرُوا اللِّحَى ، وَأَحْفُوا الشَّوَارِبَ
Selisilah orang-orang musyrik. Biarkanlah jenggot dan pendekkanlah kumis.” (HR. Bukhari no. 5892)
Ulama besar Syafi’iyyah, An Nawawi rahimahullahmengatakan, ”Kesimpulannya ada lima riwayat yang menggunakan lafazh,
أَعْفُوا وَأَوْفُوا وَأَرْخُوا وَأَرْجُوا وَوَفِّرُوا
Semua lafazh tersebut bermakna membiarkan jenggot tersebut sebagaimana adanya.” (Lihat Syarh An Nawawi ‘alam Muslim, 1/416, Mawqi’ Al Islam-Maktabah Syamilah 5)
Di samping hadits-hadits yang menggunakan kata perintah di atas, memelihara jenggot juga merupakan sunnah fithroh. Dari Ummul Mukminin, Aisyah radhiyallahu ‘anha, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
عَشْرٌ مِنَ الْفِطْرَةِ قَصُّ الشَّارِبِ وَإِعْفَاءُ اللِّحْيَةِ وَالسِّوَاكُ وَاسْتِنْشَاقُ الْمَاءِ وَقَصُّ الأَظْفَارِ وَغَسْلُ الْبَرَاجِمِ وَنَتْفُ الإِبْطِ وَحَلْقُ الْعَانَةِ وَانْتِقَاصُ الْمَاءِ
Ada sepuluh macam fitroh, yaitu memendekkan kumis, memelihara jenggot, bersiwak, istinsyaq (menghirup air ke dalam hidung,-pen), memotong kuku, membasuh persendian, mencabut bulu ketiak, mencukur bulu kemaluan, istinja’ (cebok) dengan air.” (HR. Muslim no. 627)
Jika seseorang mencukur jenggot, berarti dia telah keluar dari fitroh yang telah Allah fitrohkan bagi manusia. Allah Ta’ala berfirman,
فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا فِطْرَةَ اللَّهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا لَا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللَّهِ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ
Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada penggantian pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (QS. Ar Ruum [30] : 30)
Selain dalil-dalil di atas, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga sangat tidak suka melihat orang yang jenggotnya dalam keadaan tercukur.
Ketika Kisro (penguasa Persia) mengutus dua orang untuk menemui Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Mereka menemui beliau dalam keadaan jenggot yang tercukur dan kumis yang lebat. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak suka melihat keduanya. Beliau bertanya,”Celaka kalian! Siapa yang memerintahkan kalian seperti ini?” Keduanya berkata, ”Tuan kami (yaitu Kisra) memerintahkan kami seperti ini.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ”Akan tetapi, Rabb-ku memerintahkanku untuk memelihara jenggotku dan menggunting kumisku.” (HR. Thabrani, Hasan. Dinukil dari Minal Hadin Nabawi I’faul Liha)
Lihatlah saudaraku, dalam hadits yang telah kami bawakan di atas menunjukkan bahwa memelihara jenggot adalah suatu perintah. Memangkasnya dicela oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Menurut kaedah dalam Ilmu Ushul Fiqh, ”Al Amru lil wujub yaitu setiap perintah menunjukkan suatu kewajiban.  Sehingga memelihara jenggot yang tepat bukan hanya sekedar anjuran, namun suatu kewajiban. Di samping itu, maksud memelihara jenggot adalah untuk menyelisihi orang-orang musyrik dan Majusi serta perbuatan ini adalah fithroh manusia yang dilarang untuk diubah.
Berdasar hadits-hadits di atas, memelihara jenggot tidak selalu Nabi kaitkan dengan menyelisihi orang kafir. Hanya dalam beberapa hadits namun tidak semua, Nabi kaitkan dengan menyelisihi Musyrikin dan Majusi. Sehingga tidaklah benar anggapan bahwa perintah memelihara jenggot dikaitkan dengan menyelisihi Yahudi.
Maka sudah sepantasnya setiap muslim memperhatikan perintah Nabi dan celaan beliau terhadap orang-orang yang memangkas jenggotnya. Jadi yang lebih tepat dilakukan adalah memelihara jenggot dan memendekkan kumis.
Catatan:
Namun, apakah kumis harus dipotong habis ataukah cukup dipendekkan saja? Berikut ini adalah intisari dari perkataan Al Qodhi Iyadh yang dinukil oleh An Nawawi dalam Syarh Muslim, 1/416.
Sebagian ulama salaf berpendapat bahwa kumis harus dicukur habis karena hal ini berdasarkan makna tekstual (zhohir) dari hadits yang menggunakan lafazh ahfuu dan ilhakuu. Inilah pendapat ulama-ulama Kufah. Ulama lainnya melarang untuk mencukur habis kumis. Ulama-ulama yang berpendapat demikian menganggap bahwa lafazh ihfa’, jazzu, dan qossu adalah bermakna sama yaitu memotong kumis tersebut hingga nampak ujung bibir. Sebagian ulama lainnya memilih antara dua cara ini, boleh yang pertama, boleh juga yang kedua.
Pendapat yang dipilih oleh An Nawawi dan insya Allah inilah pendapat yang kuat dan lebih hati-hati adalah memendekkan kumis hingga nampak ujung bibir. Wallahu a’lam bish showab.
Pembahasan ini masih akan dilengkapi pembahasan selanjutnya yang akan menjawab beberapa kerancuan tentang jenggot. Semoga Allah mudahkan.
Hanya Allah yang senantiasa memberi taufik.

Minggu, 15 Juni 2014

KEUTAMAAN DAN FAEDAH BERSYUKUR

Sekali lagi ingatlah akan kenikmatan Allah dan bertaqwalah kepada-Nya:

يَأَيُّهَا النَّاسُ اذْكُرُوْا نِعْمَتَ اللهِ عَلَيْكُمْ ۚ هَلْ مِنْ خَالِقٍ غَيْرُ اللهِ يَرْزُقُكُمْ مِنَ السَّمَآءِ وَالْأَرْضِ ۚ  لَآ إِلَهَ إِلَّا هُوَ ۖ فَأَنَّى تُؤْفَكُوْنَ
Wahai manusia, ingatlah nikmat Allah kepadamu. Adakah Pencipta selain Allah yang dapat memberikan rezeki kepada kamu dari langit dan bumi? Tidak ada sesembahan (yang berhak untuk diibadahi dengan benar) melainkan Dia; maka mengapakah kamu berpaling (dari ketauhidan)?. (Qs.Fathir : 3).

            Allah Ta’ala berfirman:

أَلَمْ تَرَوْا أَنَّ اللهَ سَخَّرَ لَكُمْ مَّا فِيْ السَّمَاوَاتِ وَمَا فِيْ الْأَرْضِ وَأَسْبَغَ عَلَيْكُمْ نِعَمَهُ ظَاهِرَةً وَبَاطِنَةً ۗ وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يُجَادِلُ فِيْ اللهِ بِغَيْرِ عِلْمٍ وَلَا هُدًى وَلَا كِتَابٍ مُنِيْرٍ
Tidakkah kamu perhatikan sesungguhnya Allah telah menundukkan untuk (kepentingan) kamu apa yang di langit dan apa yang di bumi, serta menyempurnakan untukmu nikmat-Nya lahir dan batin. Dan di antara manusia ada yang membantah tentang (keesaan) Allah tanpa ilmu pengetahuan atau petunjuk dan tanpa kitab yang memberi penerangan. (Qs.Luqman : 20).

Allah Ta’ala telah menumpahkan kenikmatan dan karunia kepada kita dan memerintahkan kita untuk mensyukurinya serta berjanji akan menambah kenikmatan-Nya kepada kita, sebagaimana Allah Ta’ala juga mengancam kepada siapapun yang mengkufuri nikmat dengan siksaan yang pedih. Maka perhatikanlah sikap-sikap kita terhadap nikmat Allah dan lihatlah orang-oarang yang telah mendahului kita, yang ada di sekeliling kita; yaitu mereka yang mengingkari dan mengkufuri nikmat Allah, berbuat kerusakan di muka bumi, mengganti kenikmatan dengan laknat dan kemurkaan, kecukupan dan keluasan rizki dengan kemiskinan dan kesempitan hidup, rasa aman tentram dengan rasa takut dan kekhawatiran …. Waspadalah dari apa yang telah menimpa kepada mereka, jangan sampai kemurkaan Allah Ta’ala menimpa kita.

Allah Ta’ala berfirman:

أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِيْنَ بَدَّلُوْا نِعْمَتَ اللهِ كُفْرًا وَأَحَلُّوْا قَوْمَهُمْ دَارَ الْبَوَارِ ۝ جَهَنَّمَ يَصْلَوْنَهَا ۖ وَبِئْسَ الْقَرَارُ ۝ وَجَعَلُوْا للهِ أَنْدَادًا لِيُضِلُّوْا عَنْ سَبِيْلِهِ ۗ قُلْ تَمَتَّعُوْا فَإِنَّ مَصِيْرَكُمْ إِلَى النَّارِ
Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang telah menukar nikmat Allah dengan kekafiran dan menjatuhkan kaumnya ke lembah kebinasaan?, (Yaitu) neraka Jahannam; mereka masuk ke dalamnya dan itulah seburuk-buruk tempat kembali. Orang-orang kafir itu telah menjadikan sekutu-sekutu bagi Allah supaya mereka menyesatkan (manusia) dari jalan-Nya. Katakanlah: “Bersenang-senanglah kamu, karena sesungguhnya tempat kembalimu ialah neraka”.(Qs.Ibrahim : 28-30)

Kebahagiaan dan kemuliaan bagi orang-orang yang senantiasa mensyukuri nikmat-Nya dan akan mendapat keutamaan-keutamaan yang besar :
  1. Disifati dengan salah satu sifat Allah Ta’ala yang diridhai-Nya dan dicintai-Nya, serta akan Dia akan memberikan pahala kepada hamba-Nya itu disebabkan hal tersebut.
  2. Akan selamat dari azab Allah.
مَا يَفْعَلُ اللهُ بِعَذَابِكُمْ إِنْ شَكَرْتُمْ وَءَامَنْتُمْ ۚ وَكَانَ اللهُ شَاكِرًا عَلِيْمًا
Mengapa Allah akan menyiksamu, jika kamu bersyukur dan beriman? Dan Allah adalah (Dzat) Maha mensyukuri lagi Maha mengetahui. (Qs.An Nisaa : 147).

      3.  Akan mendapat pahala yang besar.

وَمَا كَانَ لِنَفْسٍ أَنْ تَمُوْتَ إِلَّا بِإِذْنِ اللهِ كِتَابًا مُّؤَجَّلًا ۗ وَمَنْ يُرِدْ ثَوَابَ الدُّنْيَا نُؤْتِهِ مِنْهَا وَمَنْ يُرِدْ ثَوَابَ الْآخِرَةِ نُؤْتِهِ مِنْهَا ۚ وَسَنَجْزِيْ الشَّاكِرِيْنَ
Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin Allah, sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya. Barangsiapa menghendaki pahala dunia, niscaya Kami berikan kepadanya pahala dunia itu, dan barangsiapa menghendaki pahala akhirat, maka Kami berikan (pula) kepadanya pahala akhirat itu. Dan Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur. (Qs.Ali Imran : 145).
  1. Berarti menjawab seruan Allah Ta’ala dengan melakukan perintah-Nya yang Allah Ta’ala telah perintahkan hamba-Nya untuk bersyukur.
  2. Bersyukur merupakan sebab terjaganya nikmat dan bertambah, agungnya keberkahan-Nya serta keindahan manfaatnya.
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيْدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ ۝
Dan (ingatlah juga), tatkala Rabbmu menyerukan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”.(Qs.Ibrahim : 7).
  1. Bersyukur merupakan tanda orang-orang yang berakal.
إِنَّ فِيْ ذَلِكَ لَآيَاتٍ لِّكُلِّ صَبَّارٍ شَكُوْرٍ ۝
…Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi setiap orang penyabar dan banyak bersyukur.(Qs.Ibrahim : 5).
  1. Orang yang bersyukur hakikatnya untuk dirinya sendiri dan akan mengangkat derajatnya
هَذَا مِنْ فَضْلِ رَبِّيْ لَيَبْلُوَنِّي ءَأَشْكُرُ أَمْ أَكْفُرُ ۖ وَمَنْ شَكَرَ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ ۖ وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ رَبِّيْ غَنِيٌّ كَرِيْمٌ ۝
Ini merupakan kurnia Rabbku untuk mencoba aku apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya). Dan barangsiapa yang bersyukur maka sesungguhnya ia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Rabbku Maha kaya lagi Maha mulia. (Qs.An Naml : 40).
  1. Berterima kasih kepada manusia berarti bersyukur kepada Allah Ta’ala.
  2. Bersyukur berarti mengikuti jejak para Rasul –shallallahu ‘alaihi wa sallam-, menapaki jalan orang-orang yang selalu bersyukur dari kalangan para Nabi dan orang-orang shalih.
  3. Bersyukur adalah perkara yang diridhai Allah dan ridha terhadap para pelakunya.
إِنْ تَكْفُرُوْا فَإِنَّ اللهَ غَنِيٌّ عَنْكُمْ ۖ وَلَا يَرْضَى لِعِبَادِهِ الْكُفْرَ ۖ وَإِنْ تَشْكُرُوْا يَرْضَهُ لَكُمْ ۝
Jika kamu kufur maka sesungguhnya Allah tidak memerlukan (keimanan) mu dan Dia tidak meridhai kekafiran bagi hamba-Nya; dan jika kamu bersyukur, niscaya Dia meridhai bagimu rasa syukurmu itu.(Qs.Az Zumar : 7).
  1. Bersyukur berarti melawan syaitan dan menghinakannya serta membongkar maker dan tipu dayanya. Karena syaitan selalu berusaha untuk memalingkan manusia dari bersyukur.
قَالَ فَبِمَا أَغْوَيْتَنِيْ لَأَقْعُدَنَّ لَهُمْ صِرَاطَكَ الْمُسْتَقِيْمَ ۝ ثُمَّ لَآتِيَنَّهُمْ مِنْ بَيْنِ أَيْدِيْهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ أَيْمَانِهِمْ وَعَنْ شَمَآئِلِهِمْ ۖ وَلَا تَجِدُ أَكْثَرَهُمْ شَاكِرِيْنَ ۝
Iblis menjawab: “Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus, kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat).” (Qs.Al A’raaf : 16-17).
  1. Bersyukur adalah setengah dari iman. Termasuk kesempurnaan iman seseorang adalah bersyukur kepada Allah Ta’ala, karena iman terbagi dua; setengahnya adalah sabar dan setengah lagi syukur.
  2. Bersyukur sebagai dalil bagi kesempurnaan akalnya, kebersihan pikiran dan jiwanya, kerena barangsiapa yang mengenal keagungan Yang memberi nikmat (Allah), memperhatikan kemuliaan anugerah-Nya serta keluasan pemberian-Nya, tentulah merupakan keharusan baginya untuk selalu bersyukur kepada-Nya dan tidak mengkufuri-Nya juga selalu mengingat-Nya dan tidak melalaikan-Nya.
Faidah-faidah Rohani dari bersyukur :
  1. Bersyukur akan menyebabkan bersihnya jiwa manusia dan kesuciannya.
  2. Bersyukur akan membuka pintu hubungan dengan Allah Ta’ala.
  3. Bersyukur akan membiasakan manusia untuk membalas kebaikan dan mengakui kebaikan orang lain, serta mengarahkan kehendak dan keinginannya kepada kebaikan, baik untuk dirinya juga untuk semua manusia.
  4. Bersyukur merupakan manhaj dan prinsip yang baik  dan selamat dalam menggunakan nikmat-nikmat Allah Ta’ala dan membelanjakannya pada jalan-jalan yang disyari’atkan.
فَتَبَسَّمَ ضَاحِكًا مِنْ قَوْلِهَا وَقَالَ رَبِّ أَوْزِعْنِيْ أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِيْ أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَدْخِلْنِيْ بِرَحْمَتِكَ فِيْ عِبَادِكَ الصَّالِحِيْنَ ۝

Maka ia tersenyum dengan tertawa karena (mendengar) perkataan semut itu. Dan ia berdoa: “Wahai Rabbku berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh. (Qs.An Naml : 19).

رَبِّ أَوْزِعْنِيْ أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِيْ أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَصْلِحْ لِيْ فِيْ ذُرِّيَّتِيْ ۖ إِنِّيْ تُبْتُ إِلَيْكَ وَإِنِّيْ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ ۝
Wahai Rabbku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku, agar aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri.”
(Qs.Al Ahqaaf : 15).

___________Wallaahu a’alam bishawab,,

Selasa, 16 Juli 2013

SEBAB SEBAB TURUN'NYA REZEKI

Akhir-akhir ini banyak orang yang mengeluhkan masalah penghasilan atau rizki, entah karena merasa kurang banyak atau karena kurang berkah. Begitu pula berbagai problem kehidupan, mengatur pengeluaran dan kebutuhan serta bermacam-macam tuntutannya. Sehingga masalah penghasilan ini menjadi sesuatu yang menyibukkan, bahkan membuat bingung dan stress sebagian orang. Maka tak jarang di antara mereka ada yang mengambil jalan pintas dengan menempuh segala cara yang penting keinginan tercapai. Akibatnya bermunculanlah koruptor, pencuri, pencopet, perampok, pelaku suap dan sogok, penipuan bahkan pembunuhan, pemutusan silaturrahim dan meninggal kan ibadah kepada Allah untuk mendapatkan uang atau alasan kebutuhan hidup.
Mereka lupa bahwa Allah telah menjelaskan kepada hamba-hamba-Nya sebab-sebab yang dapat mendatangkan rizki dengan penjelasan yang amat gamblang. Dia menjanjikan keluasan rizki kepada siapa saja yang menempuhnya serta menggunakan cara-cara itu, Allah juga memberikan jaminan bahwa mereka pasti akan sukses serta mendapatkan rizki dengan tanpa disangka-sangka.

Diantara sebab-sebab yang melapangkan rizki adalah sebagai berikut:
-        Takwa Kepada Allah
Takwa merupakan salah satu sebab yang dapat mendatangkan rizki dan menjadikannya terus bertambah.
Allah Subhannahu wa Ta”ala berfirman,

فَإِذَا بَلَغْنَ أَجَلَهُنَّ فَأَمْسِكُوهُنَّ بِمَعْرُ‌وفٍ أَوْ فَارِ‌قُوهُنَّ بِمَعْرُ‌وفٍ وَأَشْهِدُوا ذَوَيْ عَدْلٍ مِّنكُمْ وَأَقِيمُوا الشَّهَادَةَ لِلَّـهِ ۚ ذَٰلِكُمْ يُوعَظُ بِهِ مَن كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّـهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ‌ ۚ وَمَن يَتَّقِ اللَّـهَ يَجْعَل لَّهُ مَخْرَ‌جًا ﴿٢ وَيَرْ‌زُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ ۚ وَمَن يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّـهِ فَهُوَ حَسْبُهُ ۚ إِنَّ اللَّـهَ بَالِغُ أَمْرِ‌هِ ۚ قَدْ جَعَلَ اللَّـهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرً‌ا ﴿٣
artinya,
“Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan ke luar. Dan memberinya rezki dari arah yang tidada disangka-sangkanya.”
(Qs.At Thalaq 2-3)

Setiap orang yang bertakwa, menetapi segala yang diridhai Allah dalam segala kondisi maka Allah akan memberikan keteguhan di dunia dan di akhirat. Dan salah satu dari sekian banyak pahala yang dia peroleh adalah Allah akan menjadikan baginya jalan keluar dalam setiap permasalahan dan problematika hidup, dan Allah akan memberikan kepadanya rizki secara tidak terduga.
Imam Ibnu Katsir berkata tentang firman Allah di atas, “Yaitu barang siapa yang bertakwa kepada Allah dalam segala yang diperintahkan dan menjauhi apa saja yang Dia larang maka Allah akan memberikan jalan keluar dalam setiap urusannya, dan Dia akan memberikan rizki dari arah yang tidak disangka-sangka, yakni dari jalan yang tidak pernah terlintas sama sekali sebelumnya.”
Allah swt juga berfirman,
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَ‌ىٰ آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِم بَرَ‌كَاتٍ مِّنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْ‌ضِ وَلَـٰكِن كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُم بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ artinya,
“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (Qs. Al-A'raf:96)

- Istighfar dan Taubat
Termasuk sebab yang mendatang kan rizki adalah istighfar dan taubat, sebagaimana firman Allah yang mengisahkan tentang Nabi Nuh Alaihissalam ,
يُرْ‌سِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُم مِّدْرَ‌ارً‌ا ﴿١١ وَيُمْدِدْكُم بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَل لَّكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَل لَّكُمْ أَنْهَارً‌ا
artinya,

“Maka aku katakan kepada mereka:”Mohonlah ampun kepada Rabbmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun” niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.”
(QS. Nuh:11-12)

Al-Qurthubi mengatakan, “Di dalam ayat ini, dan juga dalam surat Hud (ayat 52,red) terdapat petunjuk bahwa istighfar merupakan penyebab turunnya rizki dan hujan.”
Ada seseorang yang mengadukan kekeringan kepada al-Hasan al-Bashri, maka beliau berkata, “Beristighfarlah kepada Allah”, lalu ada orang lain yang mengadukan kefakirannya, dan beliau menjawab, “Beristighfarlah kepada Allah”. Ada lagi yang mengatakan, “Mohonlah kepada Allah agar memberikan kepadaku anak!” Maka beliau menjawab, “Beristighfarlah kepada Allah”. Kemudian ada yang mengeluhkan kebunnya yang kering kerontang, beliau pun juga menjawab, “Beristighfarlah kepada Allah.”
Maka orang-orang pun bertanya, “Banyak orang berdatangan mengadukan berbagai persoalan, namun anda memerintahkan mereka semua agar beristighfar.” Beliau lalu menjawab, “Aku mengatakan itu bukan dari diriku, sesungguhnya Allah swt telah berfirman di dalam surat Nuh,(seperti tersebut diatas, red)
Istighfar yang dimaksudkan adalah istighfar dengan hati dan lisan lalu berhenti dari segala dosa, karena orang yang beristighfar dengan lisannnya saja sementara dosa-dosa masih terus dia kerjakan dan hati masih senantiasa menyukainya maka ini merupakan istighfar yang dusta. Istighfar yang demikian tidak memberikan faidah dan manfaat sebagaimana yang diharapkan.
- Tawakkal Kepada Allah
Allah swt berfirman,
وَيَرْ‌زُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ ۚ وَمَن يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّـهِ فَهُوَ حَسْبُهُ ۚ إِنَّ اللَّـهَ بَالِغُ أَمْرِ‌هِ ۚ قَدْ جَعَلَ اللَّـهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرً‌ا
artinya,

“Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.” (QS. At-Talaq:3)

Nabi saw telah bersabda, artinya,
“Seandainya kalian mau bertawakkal kepada Allah dengan sebenar-benarnya maka pasti Allah akan memberikan rizki kepadamu sebagaimana burung yang diberi rizki, pagi-pagi dia dalam keadaan lapar dan kembali dalam keadaan kenyang.”
(HR Ahmad, at-Tirmidzi dan dishahihkan al-Albani)

Tawakkal kepada Allah merupakan bentuk memperlihatkan kelemahan diri dan sikap bersandar kepada-Nya saja, lalu mengetahui dengan yakin bahwa hanya Allah yang memberikan pengaruh di dalam kehidupan. Segala yang ada di alam berupa makhluk, rizki, pemberian, madharat dan manfaat, kefakiran dan kekayaan, sakit dan sehat, kematian dan kehidupan dan selainnya adalah dari Allah semata.
Maka hakikat tawakkal adalah sebagaimana yang di sampaikan oleh al-Imam Ibnu Rajab, yaitu menyandarkan hati dengan sebenarnya kepada Allah Azza wa Jalla di dalam mencari kebaikan (mashlahat) dan menghindari madharat (bahaya) dalam seluruh urusan dunia dan akhirat, menyerahkan seluruh urusan hanya kepada Allah serta merealisasikan keyakinan bahwa tidak ada yang dapat memberi dan menahan, tidak ada yang mendatangkan madharat dan manfaat selain Dia.
- Silaturrahim
Ada banyak hadits yang menjelaskan bahwa silaturrahim merupakan salah satu sebab terbukanya pintu rizki, di antaranya adalah sebagai berikut:

-Sabda Nabi Shalallaahu alaihi wasalam, artinya,
“Dari Abu Hurairah ra berkata, “Aku mendengar Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bersabda, “Siapa yang senang untuk dilapangkan rizkinya dan dipanjangkan umurnya maka hendaklah menyambung silaturrahim.” (HR Al Bukhari)

-Sabda Nabi saw, artinya,
“Dari Abu Hurairah Radhiallaahu anhu , Nabi Shalallaahu alaihi wasalam bersabda, “Ketahuilah orang yang ada hubungan nasab denganmu yang engkau harus menyambung hubungan kekerabatan dengannya. Karena sesungguhnya silaturrahim menumbuhkan kecintaan dalam keluarga, memperbanyak harta dan memperpanjang umur.”
(HR. Ahmad dishahihkan al-Albani)

Yang dimaksudkan dengan kerabat (arham) adalah siapa saja yang ada hubungan nasab antara kita dengan mereka, baik itu ada hubungan waris atau tidak, mahram atau bukan mahram.
- Infaq fi Sabilillah
Allah swt berfirman, 
قُلْ إِنَّ رَ‌بِّي يَبْسُطُ الرِّ‌زْقَ لِمَن يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ وَيَقْدِرُ‌ لَهُ ۚ وَمَا أَنفَقْتُم مِّن شَيْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهُ ۖ وَهُوَ خَيْرُ‌ الرَّ‌ازِقِينَ
artinya,

Katakanlah: "Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan menyempitkan bagi (siapa yang dikehendaki-Nya)". Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dialah Pemberi rezeki yang sebaik-baiknya. ”
(QS. Saba:39)

Ibnu Katsir berkata, “Yaitu apapun yang kau infakkan di dalam hal yang diperintahkan kepadamu atau yang diperbolehkan, maka Dia (Allah) akan memberikan ganti kepadamu di dunia dan memberikan pahala dan balasan di akhirat kelak.”
Juga firman Allah yang lain,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَنفِقُوا مِن طَيِّبَاتِ مَا كَسَبْتُمْ وَمِمَّا أَخْرَ‌جْنَا لَكُم مِّنَ الْأَرْ‌ضِ ۖ وَلَا تَيَمَّمُوا الْخَبِيثَ مِنْهُ تُنفِقُونَ وَلَسْتُم بِآخِذِيهِ إِلَّا أَن تُغْمِضُوا فِيهِ ۚ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّـهَ غَنِيٌّ حَمِيدٌ
artinya,

Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji. ” (QS. Al-Baqarah:267)
Dalam sebuah hadits qudsi Rasulullah saw bersabda, Allah swt berfirman, “Wahai Anak Adam, berinfaklah maka Aku akan berinfak kepadamu.” (HR Muslim)
- Menyambung Haji dengan Umrah
Berdasarkan pada hadits Nabi Shalallaahu alaihi wasalam dari Ibnu Mas”ud Radhiallaahu anhu dia berkata, Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bersabda, artinya,
“Ikutilah haji dengan umrah karena sesungguhnya keduanya akan menghilangkan kefakiran dan dosa sebagaimana pande besi menghilangkan karat dari besi, emas atau perak, dan haji yang mabrur tidak ada balasannya kecuali surga.”
(HR. at-Tirmidzi dan an- Nasai, dishahihkan al-Albani)

Maksudnya adalah, jika kita berhaji maka ikuti haji tersebut dengan umrah, dan jika kita melakukan umrah maka ikuti atau sambung umrah tersebut dengan melakukan ibadah haji.
- Berbuat Baik kepada Orang Lemah
Nabi saw telah menjelaskan bahwa Allah akan memberikan rizki dan pertolongan kepada hamba-Nya dengan sebab ihsan (berbuat baik) kepada orang-orang lemah, beliau bersabda, artinya,

“Tidaklah kalian semua diberi pertolongan dan diberikan rizki melainkan karena orang-orang lemah diantara kalian.” (HR. al-Bukhari)
Dhu”afa” (orang-orang lemah) klasifikasinya bermacam-macam, ada fuqara, yatim, miskin, orang sakit, orang asing, wanita yang terlantar, hamba sahaya dan lain sebagainya.
- Serius di dalam Beribadah
Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiallaahu anhu, dari Nabi Shalallaahu alaihi wasalam bersabda, “Allah Subhannahu wa Ta”ala berfirman, artinya,

“Wahai Anak Adam Bersungguh-sungguhlah engkau beribadah kepada Ku, maka Aku akan memenuhi dadamu dengan kecukupan dan Aku menanggung kefakiranmu. Jika engkau tidak melakukan itu maka Aku akan memenuhi dadamu dengan kesibukan dan Aku tidak menanggung kefakiranmu.”
Tekun beribadah bukan berarti siang malam duduk di dalam masjid serta tidak bekerja, namun yang dimaksudkan adalah menghadirkan hati dan raga dalam beribadah, tunduk dan khusyu” hanya kepada Allah, merasa sedang menghadap Pencipta dan Penguasanya, yakin sepenuhnya bahwa dirinya sedang bermunajat, mengadu kepada Dzat Yang menguasai Langit dan Bumi.
Dan masih banyak lagi pintu-pintu rizki yang lain, seperti hijrah, jihad, bersyukur, menikah, bersandar kepada Allah, meninggalkan kemaksiatan, istiqamah serta melakukan ketaatan, yang tidak dapat di sampaikan secara lebih rinci dalam lembar yang terbatas ini. Mudah-mudahan Allah memberi kan taufik dan bimbingan kepada kita semua. Amin.

Selasa, 09 Juli 2013

PEMERINTAH TETAPKAN AWAL RAMADLAN 1434H HARI RABU

Jakarta (Pinmas) —- Kementerian Agama menggelar sidang istbat (penetapan) awal bulan Ramadlan di Auditorium HM. Rasjidi, Kementerian Agama, Jl. MH. Thamrin, Jakarta, Senin malam (08/07). Hadir dalam kesempatan ini utusan dari Ketua Komisi VIII DPR RI, Ida Fauziah, Dutabesar Negara sahabat, TNI-Polri, Mahkamah Agung, serta perwakilan dari beberapa pengurus ormas Islam, seperti: MUI, PBNU, Persis, Dewan Masjid Indonesia, Syarikat Islam, Persatuan Umat Islam (PUI), ICMI, Persatuan Islam Tionghoa, Wahdah Islamiyah, Al-Irsyad, DDI, Rabithah Alawiyah, Lembaga Persahabatan Ormas Islam, Ikatan Dai Indonesia.

Setelah dibuka oleh Menteri Agama Suryadharma Ali, proses sidang itsbat diawali dengan laporan hasil rukyatul hilal dari Tim Hisab dan Rukyat Kementerian Agama. Laporan ini disampaikan oleh Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah, Mukhtar Ali.

“Laporan rukyatul hilal dari 36 orang petugas di 53 titik yang tersebar di 33 provinsi, semua nama-nama tersebut di atas menyatakan tidak melihat hilal,” tegas Muhtar Ali.

Setelah memperoleh laporan dan sebelum mengambil keputusan, Menteri Agama kemudian memberikan kesempatan kepada pengurus Ormas Islam untuk menyampaikan pandangannya terkait laporan yang telah disampaikan.

Berikut pandangan yang disampaikan dari beberapa pengurus Ormas Islam:

Pertama, Al-Ittihadiyah. “Karena laporan sudah menjelaskan bahwa tidak melihat hilal, kami berharap malam ini ada putusan bahwa 1 Ramadlan jatuh pada hari Rabu. Selain itu, menjadi tugas mulia bagi kita semua agar melalui berbagai kesempatan untuk terus melakukan sosialisasi agar ada kesamaan persepsi.”

Kedua, Al-Irsyad. “Melihat paparan Pak Cecep dan Pak T. Djamaluddin, saya kira sudah sangat jelas bahwa 1 Ramadlan insya Allah akan jatuh pada Rabu. Mungkin ada kriteria yang berbeda. Namun, kiranya persatuan dan ukhuwah umat Islam lebih harus dipentingkan dari pada perbedaan. Atas nama Al-Irsyad, mengimbau ormas lain, kalau ada perbedaan mari kita lihat persatuan umat islam lebih penting.”

Ketiga, Lembaga Persahabatan Ormas Islam. Lembaga ini beranggotakan 11 ormas, yaitu: NU, Persis, Al-Irsyad, Mathlaul Anwar, Al-Ittihadiyah, Persatuan Muslim Tionghoa, IKADI, Az-Zikra, SI, Al-Wasliyah, dan Perti. “Kami tunduk kepada Pemerintah RI. Tapi kalau salah, kita bisa kritik. Karena tidak salah, kami putuskan puasa hari Rabu.”

Keempat, Syarikat Islam. “Secara hisab, malam ini sudah wujudul hilal. Tapi belum imkanul hilal. Karena puasa itu dasarnya bukan hisab, tapi rukyat. Jadi Syarikat Islam berkesimpulan karena malam ini tidak terlihat hilal, maka Ramadlan jatuh pada Hari Rabu. Apa sih untungnya kalau kita berpecahan dan apa ruginya kalau kita berjamaah?”

Kelima, PBNU. “PBNU menginginkan agar sidang itsbat ketika masalahnya sudah sangat jelas, langsung diambil keputusan, biar tidak terlalu malam. Rukyat adl al-ashlu fi istbati awa’ili syuhur al qamariyah (rukyat adalah dasar dalam penetapan awal bulan qamariyah). Namun, hisab tidak boleh ditinggalkan. Karena hisab sangat membantu dalam pelaksanaan rukyat agar tidak ngawur. Dengan hisab, kita tidak mudah terjebak untuk mempercayai hasil rukyat yang tidak berkualitas dan bermartabat. Paparan dari segi Ilmu pengetahuan sudah diperkuat pula dengan hasil rukyat di lapangan. Maka bagi PBNU, tidak ada jalan lain kecuali menetapkan bahwa usia bulan Syakban tahun ini harus diistikmalkan (digenapkan menjadi 30). Dengan demikian, malam ini menjadi malam ke-30 bulan Syakban. Malam satu Ramadlan besok malam, dan puasa mulai hari Rabu.”

Keenam, Wahdah Islamiyah. “Mendukung keputusan MUI bahwa otoritas penentuan masalah keagamaan ada pada pemerintah, khsusunya kemenag, termasuk terkait urusan penentuan awal Ramadlan. Karena otoritas ini telah diberikan kepada Kemenag, kami minta Menag untuk tidak ragu-ragu dalam mengambil keputusan yang bisa mempersatukan umat. Kalau perlu mengadakan pertemuan
tertutup karena persatuan dalam penentuan puasa itu sangat penting.”
Keenam, DDI. “Mathla’ dalam sidang kita selalu dibahasakan dengan wilayatul hukmi dan persoalan ini juga harus kita perhatikan.”

Ketujuh, Al-Wasliyah. “Kami mempunyai Majlis Hisab-Rukyat. Kami sudah bersidang dan memutuskan bahwa 1 Ramadlan tanggal 10 Juli 2013. Namun kami tidak mau memastikan karena kami tunduk kepada Pemerintah sebagaimana dijelaskan oleh MUI.”

Kedelapan, Perhimpunan Al-Irsyad. “Setuju bahwa keputusan awal Ramadlan itu menjadi wewenang Kemenag. Selain Kemenag, tidak berhak untuk mengumumkan sebelumnya. Ini hendaknya diwujudkan dalam UU. Perlu pengembangan rukyat agar tidak hanya kasat mata, tapi menggunkan peralatan yang sangat canggih agar memudahkan sesuatu yang awalnya sulit. Hisab yang ada hendaknya dipertimbangkan, termasuk hisab dari saudara kita di Pesantren al-Husainiyah Cakung yang katanya hilal saat ini sudah mencapai 2 derajat dan tadi sudah ada yang melihat.”

Kesembilan, PUI. “Hak hisab dan rukyat adalah hak semua orang. Hanya, hak itsbat tidak boleh diberikan
kepada semua orang. Karena kalau diberikan, akan terjadi kekacauan. Siapapun yang melakukan hisab-rukyat, belum boleh menetapkan sebelum ditetapkan melalui itsbat oleh sulthan. Persatuan umat Islam merupakan amanah dan tanggung jawab Ulil Amri. Ulil Amri tidak bisa melepaskan tanggung jawabnya untuk menyatukan pendapat mereka bahwa hak itsbat ada di Ulil Amri. Menghimbau DPR RI dan lembaga yg berwenang, bahwa menetapkan awal bulan adalah bagian yang tidak terpisahkan dari konsep Kesatuan dalam NKRI. Karenanya perlu ada arahan perundangan agar ini tidak menjadi masalah setiap tahun.”

Kesepuluh, Rabithal Alawiyah. “Menghimbau agar ikut keputusan pemerintah. Fatwa MUI menyebutkan bahwa yang mempunyai otoritas adalah Pemerintah. Bagi yang berbeda, sebaiknya diundang agar bisa berdiskusi.”

Kesebelas, Lajnah Falakiyah PBNU. “Prinsip rukyat hilal Lajnah Falakiyah, memperluas jaringan rukyah, mempererat ukhuwah wathoniyah sebagai kontribusi terhadap ketahanan nasional. Seluruh laporan yang masuk menyatakan bahwa tidak melihat hilal. Proses sidang itsbat sudah ada sejak dulu. Sidang itsbat sah secara konstitusi apalagi secara syar’i.”

jadi, Pemerintah melalui Kementerian Agama menetapkan bahwa awal Ramadlan 1434H jatuh pada hari Rabu, 10 Juli 2013M.

sumber : Kementerian Agama RI

Sabtu, 22 Juni 2013

SULIT MEMAAFKAN ORANG LAIN

Didalam menjalani kehidupan kita sebagai manusia yang jauh dari kesempurnaan pasti tidak akan luput dari kesalahan. Entah itu dengan pacar, tetangga, teman, keluarga, diri sendiri, atau bahkan dengan orang yang tidak kita kenal sama sekali.

Kebalikan dari semua itu, Orang lain juga bisa saja membuat kesalahan pada kita yang mungkin saja mengakibatkan sakit hati yang begitu mendalam.
Dan yang namanya kesalahan pasti di ikuti juga dengan kata maaf. Jadi seumpama hati kita sakit karena kesalahan orang lain, untuk menghilangkan sakit hati tersebut adalah dengan memaafkan orang tersebut. Memang hal itu mudah sekali di katakan tapi sangat sulit untuk di lakukan jika sakit yang kita alami benar-benar membuat kita menderita. Tapi dengan beberapa cara, rasa sulit itu ternyata bisa di atasi dengan mudah.

Cara mudah memaafkan kesalahan orang lain

Melupakan keburukan
Cara pertama adalah melupakan semua keburukannya. Dalam hal ini memang kita tidak akan pernah bisa sepenuhnya lupa, tapi setidaknya kita bisa mengurangi rasa sakit hati yang selama ini kita rasakan. Dan seandainya ada sesuatu yang bisa mengingatkan keburukannya, anggap saja itu adalah sebuah pelajaran.

Mengingat semua kebaikannya
Mengingat semua kebaikan orang yang sudah menyakiti kita juga bisa membuat rasa maaf tumbuh di hati kita. Karena entah itu kecil atau besar, kebaikan orang tersebut kepada kita sebenarnya membawa perubahan baik pada kehidupan kita. Jika orang tersebut tidak pernah berbuat baik kepada kita, Setidaknya secara tidak langsung orang itu sudah membawa kebaikan meskipun melalui orang lain, melalui orang lain lagi, dan seterusnya. Jika anda kurang jelas, coba saja anda bayangkan jika anda tidak pernah bertemu dengan orang itu atau orang yang memiliki hubungan dengan orang yang di maksud. Pasti kehidupan anda berbeda dari yang sekarang.

Sering menyapa
Meskipun ada orang yang pernah berbuat salah, tapi usahakan anda tetap menyapanya seperti biasa. Dengan begini akan menciptakan rasa yang nyaman sehingga setiap bertemu dengan orang itu rasa jengkel atau benci bisa hilang secara perlahan.

Lihat manfaatnya
Kalau yang ini sepertinya sangat membingungkan. Karena sebuah kesalahan yang membuat sakit hati kok bisa ada manfaatnya. Tapi kalau kita berfikir lebih teliti lagi, di setiap kejadian apapun pasti ada manfaatnya. Misalnya saja ketika anda di pukuli orang lain, dan akibatnya anda masuk rumah sakit. Dan pada akhirnya anda jadi bertemu suster cantik lalu kenal dan dapat no hpnya. Atau contoh lainnya anda di putus sama pacar. Setelah anda putus anda mendapat pacar baru yang lebih baik dan lebih menerima anda apa adanya. Dan contoh lain lagi akan saya tulis ke dalam sebuah cerita di bawah ini.

" Ada seorang pemuda miskin yang di usir oleh seorang satpam sebuah pabrik ketika hendak melamar pekerjaan. Anak muda itu tidak di ijinkan masuk karena pakaian yang di kenakan di anggap kurang pantas. Dengan cara di bentak-bentak, anak muda itu di minta agar segera meninggalkan tempat tersebut. Pemuda itupun sakit hati dan berniat membalas dendam pada satpam tersebut. Namun apa daya tenaga kalah uang juga tak punya. Akhirnya pemuda itu berjanji akan membalas dendam jika dia sudah kaya atau setidaknya sudah bisa sukses. Pemuda itu pun berusaha keras dan beberapa tahun kemudian dia sudah mempunyai usaha sendiri dan mempunyai banyak pegawai. Ingatlah pemuda itu pada satpam yang dulu menyakitinya. Ketika hendak mempersiapkan acara balas dendamnya, pemuda itu merenung dan akhirnya sadar bahwa jika satpam itu dulu tidak mengusirnya, maka sampai saat ini dia akan jadi karyawan dan kalaupun tidak di terima maka dia tidak akan punya semangat untuk menjadi sukses seperti sekarang ini. Jadi pemuda itu justru berterima kasih pada satpam galak tersebut karena sudah membuat hidupnya menjadi lebih baik."

Sifat suka memaafkan satu perbuatan yang terpuji. Ia menzahirkan kebersihan hati yang suci murni. Orang yang suka memaafkan orang lain adalah hasil dorongan keredhaan hatinya terhadap Allah. Dia memahami tentang dirinya sendiri sebagai insan yang bersifat serba kekurangan dan tidak sunyi dari melakukan kesalahan sama ada cara sedar atau tidak sedar.

Manusia boleh mengawal hati dan dirinya menerusi akal tetapi atas sifat kelemahan yang semulajadi, manusia kadang-kadang terjerumus ke dalam pujukan hawa nafsu dan perasaan sehingga menenggelamkan rasional dan tidak dapat membuat pertimbangan yang betul.
Orang yang suka memaafkan kesalahan orang lain memahami hakikat ini, iaitu hakikat kelemahan yang ada pada dirinya sendiri, sebab itulah Islam sentiasa membuka pintu taubat untuk manusia memohon ampun kepada Allah atas keterlanjuran perlakuannya.

Adalah tidak menjadi satu kehinaan kepada kita sekiranya kita adalah seorang pemaaf kerana di sinilah wujudnya sifat terpuji sebagai seorang Islam:

- menunjukkan kebijaksanaan
- orang yang bersih dari kesombongan
- orang yang bersih dari dendam kesumat
- tidak ada rasa terhina diri
- keimanan yang tertinggi

Sifat-sifat yang tersebut di atas merupakan ikatan yang sangat kukuh kepada kemantapan persaudaraan Islam. Sebagai umat Islam yang bersaksikan Allah tuhan yang satu dan tiada tuhan yang lain selain Allah, maka persoalan perpaduan di kalangan umat Islam itu sendiri adalah lambang ketauhidan kita semua kepada tuhan yang satu iaitu Allah.

Kita semua mempunyai arah tuju yang satu, menyembah tuhan yang satu, mengikut seruan nabi yang satu dan kitab yang satu sepenuhnya. Perlakuan kita dalam persoalan perpaduan haruslah mengikut seperti pengajaran Al-Quran dan seruan Rasul Nabi Muhammad s.a.w.

Islam meletakkan persoalan perpaduan selepas akidah, seperti mana yang kita fahami berpeganglah dengan tali Allah dan jangan kita berpecah belah. Ini merupakan satu kewajipan asas kepada kita berurusan memelihara perpaduan kerana dalam perpaduan inilah kita akan mendapat kekuatan.

Kita perlu kekuatan umat kerana pada diri umat Islam itu sendiri ada terpikul amanah sebagai khalifah Allah yang ditarafkan sebagai sebaik-baik umat yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh mengerjakan kebaikan dan mencegah melakukan kejahatan sebagaimana firman Allah s.w.t dalam Surah A-li ‘Imran : Ayat110:
كُنتُمْ خَيْرَ‌ أُمَّةٍ أُخْرِ‌جَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُ‌ونَ بِالْمَعْرُ‌وفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ‌ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّـهِ ۗ وَلَوْ آمَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْرً‌ا لَّهُم ۚ مِّنْهُمُ الْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُ‌هُمُ الْفَاسِقُونَ

yang artinya:

‘Kamu adalah sebaik-baik umat yang dilahirkan bagi (faedah) umat manusia, (kerana) kamu menyuruh berbuat segala perkara yang baik dan melarang daripada segala perkara yang salah (buruk dan keji), serta kamu pula beriman kepada Allah (dengan sebenar-benar iman). Dan kalaulah Ahli Kitab (Yahudi dan Nasrani) itu beriman (sebagaimana yang semestinya), tentulah (iman) itu menjadi baik bagi mereka. (Tetapi) di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka: orang-orang yang fasik’.

   
Dari contoh di atas, sudah bisa kita buat kesimpulan bahwa kejadian apapun itu pasti ada manfaat juga kerugiannya. Jadi jika ada orang yang berbuat kesalahan pada kita, jadikan itu sebagai pelajaran dan ambil saja kebaikannya.