TEMPOR CYBER™  mengucapkan . . . MARHABAN YAA RAMADHON 1437 H

WELCOME TO TEMPOR CYBER™...

Tempor Cyber™ adalah situs informasi yang menyajikan berita-berita terkini,baik berita daerah,berita dalam negeri maupun berita luar negeri juga menyampaikan segudang berita gosip, dunia intertainment, tips trik komputer, dan lain sebagainya yang tentunya semata-mata untuk memanjakan anda sebagai pembaca.

BLACKBERRY MERAIH SUKSES DI INDONESIA

Kemampuan Playbook cukup hebat, wajar karena ia dipersiapkan untuk menjadi lawan bagi iPad 2. Menggunakan layar sentuh kapasitif, LCD 7 inch WSVGA yang memiliki resolusi 1024 x 600. Perangkat ini didukung penuh multi touch dan gesture.

Galaxy SII Ditarget Teruskan Kejayaan Galaxy S

Galaxy S II menggunakan sistem operasi Android 2.3 alias Gingerbread. Disertai prosesor 1,2 GHz dual core dan RAM 1 GB yang membuat performanya makin mulus. Selain itu masih ditambahi interface andalan Samsung yaitu TouchWiz versi 4.0, diharapkan memudahkan pengguna dalam mengoptimalkan Android 2.3 Gingerbread.

KAPOLDA JATENG KEDEPANKAN PENCEGAHAN,REDAM AKSI ANARKIS MASSA

Peragaan Sispamkota ini melibatkan 933 personil, baik dari unsur TNI/Polri maupun Satpol PP. Selain penanganan unjuk rasa, dalam kesempatan itu juga diperagakan simulasi penanganan teror bom.

LASKAR PELANGI MEMBEDAH DUNIA PENDIDIKAN

Menceritakan tentang persahabatan dan setia kawanan yang erat dan juga mencakup pentingnya pendidikan yang begitu mendalam. Serta kisahnya yang mengharukan.

IPAD-3 BAKAL PAKAI LAYAR RETINA DISPLAY??

iPhone generasi pertama hingga Apple 3GS memakai resolusi HVGA 320 x 480 pixel yang kemudian ditingkatkan 2 kalinya pada iPhone 4 menjadi 960 x 640 pixel. Sementara, pada iPad 3, tidak heran resolusinya yang saat ini sebesar 1024 x 768 juga telah dinaikkan menjadi dua kali yaitu 2048 x 1536 pixel

ARTI PERSAHABATAN SEBENARNYA

Satukan dua tangan yang lain menjadi satu genggaman yang kukuh bersama tuk meringankan beban antara satu dengan yang lain

ALON - ALON SIMPANG LIMA PATI-JATENG

Alon-alon Simpang Lima Pati nampak tenang pada siang hari,sungguh jauh berbeda kenyataannya kala malam hari yang penuh sesak dikunjungi para pedagang dan warga Pati tentunya.

PENYAMBUTAN PENGHARGAAN ADIPURA

Kabupaten Pati memperoleh perhargaan ADIPURA ini untuk kesekian kalinya.Sebagai warga Pati,kami sangat bangga terhadap penghargaan ini.Maju terus Kota Kelahiranku.

PRESIDEN SOESILO BAMBANG YUDHOYONO PIMPIN UPACARA DI ISTANA NEGARA

Peringatan detik-detik Proklamasi Kemerdekaan Ri berlangsung khidmat. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebagai inspektur upacara dalam upacara yang berlangsung di halaman Istana Merdeka.

Sabtu, 01 Oktober 2011

KEUTAMAAN SURAT AL IKHLAS

Sebelum kita membicarakan keutamaan
Surat Al-Ikhlas, terlebih dahulu akan disampaikan
tentang nama-nama dari Surat Al-Ikhlas itu sendiri. 
Nama Surat Al-Ikhlas itu jumlahnya ada 20 nama yakni :
 
 1. At-Tafrid.
 2. At-Tajrid.
 3. At-Tauhid.
 4. Al-Ikhlas.
 5. An-Najat.
 6. Al-Wilayah.
 7. An-Nisbah.
                                                       8. Al-Ma'rifah.
                                                       9. Al-Jamal.
                                                      10. Al-Muqasyqasyah.
                                                      11. Al-Mu'awwidzah.
                                                      12. As-Shamad.
                                                      13. Al-Asas.
                                                      14. Al-Maani'ah.
                                                      15. Al-Muhtadhar.
                                                      16. Al-Munfiroh.
                                                      17. Al-Baroah.
                                                      18. Al-Mudzkiroh.
                                                      19. An-Nuur.
                                                      20. Al-Insan.

           Banyak nama menunjukkan banyak kelebihan. Mengingat Surat ini mengandung akidah
           yang sangat mendasar,maka keutamaannya cukup banyak. Antara lain sebagai berikut :

1. Hadis riwayat Anas bin
    Malik, menyatakan bahwa Rasulullah Saw bersabda : "Barangsiapa membaca Surat Al-Ikhlas 
    satu kali, seolah-olah dia membaca sepertiga Quran.Barangsiapa membacanya dua kali, seolah-olah 
    dia membaca dua pertiga Quran.Barangsiapa membacanya tiga kali, seolah-olah dia membaca Quran 
    seluruhnya. Dan barangsiapa membacanya sepuluh kali, dibina Allah untuknya sebuah rumah dalam
    surga terbikin dari permata ya'kut yang berwarna merah."

2. Sabda Rasulullah Saw yang maksudnya : "Hai Aisyah, engkau jangan tidur dulu sebelum engkau 
    kerjakan empat perkara : 

                    1. Khatamkan Al-Quran, 
                    2. Jadikan semua Nabi membelamu nanti pada hari kiamat, 
                    3. Jadikan semua orang mukmin rela kepadamu, dan 
                    4. Kerjakan Haji dan Umrah."  Kemudian Rasulullah pun shalat, sedangkan Aisyah
                        tinggal ditempat tidur. Selesai Shalat, Aisyah pun berkata : 
   "Rasulullah, tebusanmu ibu dan ayahku, Rasulullah suruh saya mengerjakan empat 
     perkara yang saya tidak sanggup melakukannya pada waktu ini.
  " Beliau tersenyum, seraya bersabda : " Apabila engkau membaca Qul Huwallahu Ahad (tiga kali), 
     maka seolah-olah engkau telah mengkhatamkan Al-Quran. Jika engkau membaca shalawat 
     kepadaku dan kepada semua Nabi sebelumku, maka kami nanti akan mensyafaatkanmu pada 
     hari kiamat. Dan apabila engkau meminta ampunkan orang-orang mukmin, maka tentu semua 
     mereka nanti akan rela kepadamu. Dan apabila engkau membaca "Subhanallah, Walhamdulillah,
     Walailahaillallah, Wallahu Akbar, maka sesungguhnya engkau berarti telah mengerjakan 
     Haji dan Umrah."

     Hadis itu menerangkan, kalau mau tidur setelah badan tergeletak diatas ranjang, maka baik dibaca:

      a. Surat Al-Ikhlas tiga kali.Sama pahalanya dengan membaca satu khatam Quran.
      b. Shalawat kepada Nabi Muhammad Saw dan Nabi-Nabi lainnya, dengan mengucap :
         " Allahumma Sholli 'ala Sayyidina Muhammad Wa ali Muhammad wa'ala jami'il 
           anbiyaai wal mursalin"

      c. Mendoakan orang-orang mukmin dengan mengucapkan tiga kali Allahummaghfir 
          lil muslimina wal muslimat, wal mukiminina wal mukminat. 
      d. Membaca raja tasbih tiga kali, yakni :
          Subhanallah, Walhamdulillah, Walailaha illallah, Wallahu Akbar, 
          Wala haula walaquwwata illa billahil 'aliyyil 'adzim." 
          Apabila dibaca tiga kali tasbih ini, maka sama pahalanya dengan satu kali Haji dan Umrah.

3.  Pada suatu hari seorang laki-laki melaporkan halnya kepada Rasulullah Saw tentang kesusahan 
     hidup yang dideritanya. Ia mohon supaya diajarkan amalan singkat untuk menghilangkan 
     kesempitan hidup itu. Maka Rasulullah Saw menyuruhnya supaya setiap kali masuk kerumah sendiri
     memberi salam kemudian membaca surat Al-Ikhlas tiga kali. Jika rumah kosong tidak ada orang 
     didalam, maka memberi salam  kepada Rasulullah SAW kemudian sambil melangkah masuk dibaca 
     tiga kali surat Al-Ikhlas. Laki-laki itupun mengamalkannya, alhamdulillah lapang rezekinya, 
     melimpah sampai kepada jiran  tetangganya.

4.  Pada suatu hari Rasulullah Saw sedang duduk dalam mesjid Madinah.Tiba-tiba datang rombongan 
     mengusung jenazah untuk di shalatkan. Para sahabat mempersilahkan Nabi untuk 
     menyembahyangkannya. Beliau bertanya : 
     " Apakah mayat ini meninggalkan hutang ? 
     Mereka menjawab : " Ya, benar, dia meninggalkan hutang sebanyak 4 dirham." 
     Lantas beliau bersabda : " Saya tidak mau menyembahyangkan mayat yang meninggalkan hutang. 
                                               Shalatkan kamulah dia."
     Pada saat itu Jibrilpun datang seraya berkata : "Hai Muhammad, Allah berkirim salam kepadamu. 
     Dia berfirman : "Aku sudah mengutus Jibril menyamar seperti mayat itu dan sudah melunaskan 
     hutangnya. Tegaklah, shalatkan dia karena dian sudah diampuni Allah dan barangsiapa yang ikut 
     menyembahyangkannya, niscaya diampuni Allah pula dosanya."

    Nabi Muhammad Saw pun  bertanya : " Hai Jibril, dari mana dia memperoleh kehormatan ini "? 
    Jibril menjawab :"Dia mendapat kehormatan itu, karena setiap hari membaca seratus kali 
    Qul Huwallahu Ahad." Didalamnya terdapat keterangan tentang sifat-sifat Allah dan pujian 
    terhadap-Nya" Hadis itu menunjukkan barang siapa membaca "Qul Huwallahu Ahad" seratus kali
    dalam sehari, maka Allah akan melunaskan hutangnya sebelum mati.

5. Rasulullah Saw bersabda yang maksudnya :" Barangsiapa membaca surat Al-Ikhlas pada sakit yang 
    membawa kepada kematiannya, niscaya mayatnya tidak busuk dalam kubur,hadis lain menyatakan 
    tidak terfitnah dalam kuburnya, aman dari kesempitan kuburan, dan para Malaikat akan 
    membawanya dengan sayap-sayapnya melalui titian shirotol mustaqim sampai kesurga."  

6. Menurut hadis Anas bin Malik, bahwa Rasulullah Saw bersabda : 
    "Barangsiapa membaca Qul Huwallahu Ahad 50 kali, niscaya diampuni dosanya lima puluh tahun." 
  
7. Menurut Hadis Anas bin Malik,
    Rasulullah Saw bersabda yang maksudnya " Barangsiapa membaca Qul Huwallahu Ahad 
    sepuluh kali dibina Allah untuknya satu istana didalam surga. 

    Barangsiapa membacanya 20 kali, dibina Allah untuknya dua istana dalam surga. 
    Barangsiapa membacanya 30 kali maka dibina Allah untuknya tiga istana dalam surga. 
    Umar bin Khattab berkata: " Ya, Rasulullah, kalau begitu akan banyaklah istana kami dalam surga" 
    Maka Rasulullah SAW bersabda :"Allah lebih lapang(luas)dari pada itu."
    Maksudnya, bagi Allah berapapun jumlah istana itu soal mudah. 

8. Hadis Anas bin Mali 
    menyatakan bahwa Rasulullah Saw bersabda yang maksudnya : "Barangsiapa membaca 
    Qul Huwallahu Ahad sekali, dia diberkati. Barangsiapa membacanya dua kali dia dan keluarganya 
    diberkati. Barangsiapa membacanya tiga kali,dia,keluarga dan jiran tetangganya diberkati. 
    Barangsiapa membacanya 12 kali, dibina Allah untuknya 12 istana didalam surga. 
    Jika dibacanya 100 kali, maka dihapuskan Allah dosanya (dosa kecil) selama 50 tahun, 
    kecuali pertumpahan darah dan harta benda. Jika dibacanya 200 kali,dihapuskan dosanya 100 tahun. 
    Jika dibacanya 1000 kali, niscaya sebelum mati telah dilihat atau diperlihatkan kepadanya tempatnya 
    dalam  surga."

9. Menurut hadis riwayat Ibnu  Abbas, Nabi Muhammad Saw bersabda yang maksudnya :
    "Tatkala saya dalam perjalanan Israk Mi'raj kelangit, saya melihat 
    'Arasyditegakkan atas 360.000 sudut. Jarak dari satu sudut kesudut lainnya, kira-kira 300.000 tahun 
    perjalanan.Dibawah setiap sudut itu terdapat 12.000 padang pasir. Panjang setiap padang pasir itu 
    dari matahari terbit kematahari terbenam. 

    Disetiap padang pasir itu terdapat 80.000 Malaikat membaca Qul Huwallahu Ahad.
    " Selesai membaca mereka menyatakan :"Ya Tuhan, kami hibbahkan pahala bacaan kami ini kepada 
    setiap orang yang membaca Surat Al-Ikhlas, baik dia laki-laki maupun wanita.
    " Para sahabat kagum tercengang mendengarnya.Lantas Rasulullah SAW bertanya:

    "Herankah kamu,sahabat-sahabatku ? Mereka menjawab : " Ya,benar kami heran."
    Beliau melanjutkan :"Demi Allah yang diriku ditangan-Nya, "Qul Huwallahu Ahad" 
    tertulis disayap Jibril. "Allahush Shomad" tertulis disayap Mikail. 
    "Lam Yalid Walam Yulad" tertulis disayap Izrail.
    "Walam Yakun Lahu kufuan Ahad" tertulis disayap Israfil. 
    Maka barangsiapa diantara ummatku membaca "Qul Huwallahu Ahad" niscaya dikurniai 
    Allah ia pahala orang yang membaca Taurat,Injil, Zabur dan Al-Quran." 
    Kemudian beliau bertanya lagi:"Herankah kamu, mendengarnya?. Mereka menjawab:
    "Ya,benar kami heran." Lantas beliau bersabda:"Demi Allah yang diriku ditangan-Nya,

  "Qul Huwallahu Ahad" tertulis di kening Abu Bakar Shiddiq.
  "Allahush Shomad" tertulis dikening Umar Al-Faruq. "Lam Yalid Walam Yulad" 
   tertulis dikening Usman Zin-Nurain. Dan "Walam Yakun Lahu Kufuan Ahad " 
   tertulis dikening Ali As-Sakhiy. Maka barangsiapa membaca Surat Al-Ikhlas niscaya dikurniai Allah 
   ia pahala Abu Bakar, Umar, Usman dan Ali.  

10. Menurut Hadis Al-Baihaqi, dari Umamah Al-Bahili, bahwa Jibril telah mendatangi Nabi Saw 
      bersama dengan 70.000 Malaikat di Tabuk  Jibril berkata :
      "Rasulullah,saksikan jenazah Muawiyah dari Tabuk bersama Jibril  dan sejumlah
      Malaikat lain. Kemudian Rasulullah Saw bersabda :" Jibril, apa sebabnya Mu'awiyah beroleh 
      martabat seperti itu.? Jibril menjawab:
      "Dia memperoleh kehormatan itu, akibat membaca "Qul Huwallahu Ahad setiap hari, 
      sedang berdiri, duduk, ruku' dan berjalan."

      Demikianlah beberapa kelebihan membaca Qul Huwallahu Ahad. 
      Maka silahkanlah mengamalkannya, dengan ketentuan setiap membacanya,harus dibaca Bismillah. 
      Karena pernah terjadi seorang laki-laki di Mekkah bermimpi,melihat ratusan ekor burung merpati 
      terbang diatas angkasa kota Mekkah, tetapi tak seekorpun berkepala.Keesokan harinya 
      ditanyakannya kepada seorang ahli ta'bir mimpi.

      Syekh ahli ta'bir mimpi itu menyatakan :
      "Barangkali anda rajin membaca Qul Huwallahu Ahad, tetapi tidak membaca 
       Bismillahirrahmanirrahim dipangkalnya."  


      Bismillahirrahmanirrahim itu hurufnya 19, persis sebanyak Malaikat Zabaniyah penunggu neraka. 
      Barangsiapa rajin membaca Bismillahirrahmanirrahim pada setiap memulai pekerjaan yang 
      dibenarkan agama, niscaya ia terhindar dari ancaman Malaikat Zabaniyah. 


    (Dari Pengajian Al-Habib Ali Bin Abdurrahman Assegaf dan Tambahan dari beberapa sumber)

Kamis, 22 September 2011

PACARAN MENURUT HUKUM ISLAM

Assallamuallaikum wr wb....
Istilah pacaran tidak bisa lepas dari remaja, karena salah satu ciri
remaja yang menonjol adalah rasa senang kepada lawan jenis disertai
keinginan untuk memiliki. Pada masa ini, seorang remaja biasanya
mulai "naksir" lawan jenisnya. Lalu ia berupaya melakukan pendekatan
untuk mendapatkan kesempatan mengungkapkan isi hatinya. Setelah
pendekatannya berhasil dan gayung bersambut, lalu keduanya mulai
berpacaran.

Pacaran dapat diartikan bermacam-macam, tetapi intinya adalah
jalinan cinta antara seorang remaja dengan lawan jenisnya. Praktik
pacaran juga bermacam-macam, ada yang sekedar berkirim surat,telepon, menjemput, mengantar atau menemani pergi ke suatu tempat, apel, sampai ada yang layaknya pasangan suami istri.

Di kalangan remaja sekarang ini, pacaran menjadi identitas yang sangat dibanggakan. Biasanya seorang remaja akan bangga dan percaya diri jika sudah memiliki pacar. Sebaliknya remaja yang belum memiliki pacar dianggap kurang gaul. Karena itu, mencari pacar di kalangan remaja tidak sajamenjadi kebutuhan biologis tetapi juga menjadi kebutuhan sosiologis. Maka tidak heran, kalau sekarang mayoritas remaja sudah memiliki teman spesial yang disebut "pacar".

Lalu bagaimana pacaran dalam pandangan Islam??
Istilah pacaran sebenarnya tidak dikenal dalam Islam. Untuk istilah hubungan percintaan antara laki-laki dan perempuan pranikah, Islam mengenalkan istilah "khitbah (meminang". Ketika seorang laki-laki menyukai seorang perempuan, maka ia harus mengkhitbahnya dengan maksud akan menikahinya pada waktu dekat. Selama masa khitbah,keduanya harus menjaga agar jangan sampai melanggar aturan-aturan yang telah ditetapkan oleh Islam, seperti berduaan, memperbincangkan
aurat, menyentuh, mencium, memandang dengan nafsu, dan melakukan selayaknya suami istri.

Ada perbedaan yang mencolok antara pacaran dengan khitbah. Pacaran tidak berkaitan dengan perencanaan pernikahan, sedangkan khitbah merupakan tahapan untuk menuju pernikahan. Persamaan keduanya merupakan hubungan percintaan antara dua insan berlainan jenis yang tidak dalam ikatan perkawinan.
Dari sisi persamaannya, sebenarnya hampir tidak ada perbedaan antara pacaran dan khitbah.Keduanya akan terkait dengan bagaimana orang mempraktikkannya. Jika selama masa khitbah, pergaulan antara laki-laki dan perempuan melanggar batas-batas yang telah ditentukan Islam, maka itu pun haram. Demikian juga pacaran, jika orang dalam berpacarannya melakukan hal-hal yang dilarang oleh Islam, maka hal itu haram.

Jika seseorang menyatakan cinta pada lawan jenisnya yang tidak dimaksudkan untuk menikahinya saat itu atau dalam waktu dekat, apakah hukumnya haram? Tentu tidak, karena rasa cinta adalah fitrah
yang diberikan allah, sebagaimana dalam firman-Nya berikut:

وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَ‌حْمَةً ۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُ‌ونَ

"..Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir..."(QS. Ar-Rum: 21)

Allah telah menjadikan rasa cinta dalam diri manusia baik pada laki-laki maupun perempuan. Dengan adanya rasa cinta, manusia bisa hidup berpasang-pasangan. Adanya pernikahan tentu harus didahului rasa cinta. Seandainya tidak ada cinta, pasti tidak ada orang yang mau membangun rumah tangga. Seperti halnya hewan, mereka memiliki instink seksualitas tetapi tidak memiliki rasa cinta, sehingga
setiap kali bisa berganti pasangan. Hewan tidak membangun rumah tangga.
Menyatakan cinta sebagai kejujuran hati tidak bertentangan dengan syariat Islam. Karena tidak ada satu pun ayat atau hadis yang secara eksplisit atau implisit melarangnya. Islam hanya memberikan
batasan-batasan antara yang boleh dan yang tidak boleh dalam hubungan laki-laki dan perempuan yang bukan suami istri.

Di antara batasan-batasan tersebut ialah:

1. Tidak melakukan perbuatan yang dapat mengarahkan kepada zina ,Allah SWT berfirman,

وَلَا تَقْرَ‌بُوا الزِّنَىٰ ۖ إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا

"Dan janganlah kamu mendekati zina: sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk."(QS. Al-Isra: 32)
Maksud ayat ayat diatas, janganlah kamu melakukan perbuatan-perbuatan yang bisa menjerumuskan kamu pada perbuatan zina. Di antara perbuatan tersebut seperti berdua-duaan dengan lawan jenis ditempat yang sepi, bersentuhan termasuk bergandengan tangan, berciuman, dan lain sebagainya.

2. Tidak menyentuh perempuan yang bukan mahramnya,Rasulullah SAW bersabda, "Lebih baik memegang besi yang panas daripada memegang atau meraba perempuan yang bukan istrinya (kalau
ia tahu akan berat siksaannya). "

3. Tidak berduaan dengan lawan jenis yang bukan mahramnya,Dilarang laki dan perempuan yang bukan mahramnya untuk berdua-duan. Nabi SAW bersabda, "Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka jangan sekali-kali dia bersendirian dengan seorang perempuan
yang tidak mahramnya, karena ketiganya adalah setan." (HR. Ahmad)

4. Harus menjaga mata atau pandangan
Sebab mata kuncinya hati. Dan pandangan itu pengutus fitnah yang sering membawa kepada perbuatan zina. Oleh karena itu Allah berfirman,

قُلْ لِلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِ‌هِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُ‌وجَهُمْ ۚ ذَٰلِكَ أَزْكَىٰ لَهُمْ ۗ إِنَّ اللَّـهَ خَبِيرٌ‌ بِمَا يَصْنَعُونَ

Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat..."(QS. An-Nur: 30-31)
Yang dimaksudkan menundukkan pandangan yaitu menjaga pandangan, tidak melepaskan pandangan begitu saja apalagi memandangi lawan jenis penuh dengan gelora nafsu.


5. Menutup aurat
Diwajibkan kepada kaum wanita untuk menjaga aurat dan dilarang memakai pakaian yang mempertontonkan bentuk tubuhnya, kecuali untuk suaminya. Dalam hadis dikatakan bahwa wanita yang keluar rumah dengan berpakaian yang mempertontonkan lekuk tubuh, memakai minyak
wangi yang baunya semerbak, memakai "make up" dan sebagainya setiap langkahnya dikutuk oleh para Malaikat, dan setiap laki-laki yang memandangnya sama dengan berzina dengannya. Di hari kiamat nanti perempuan seperti itu tidak akan mencium baunya surga (apa lagi masuk surga)
Selagi batasan di atas tidak dilanggar, maka pacaran hukumnya boleh. Tetapi persoalannya mungkinkah pacaran tanpa berpandang-pandangan,berpegangan, bercanda ria, berciuman, dan lain sebagainya. Kalau mungkin silakan berpacaran, tetapi kalau tidak mungkin maka jangan sekali-kali berpacaran karena azab yang pedih siap menanti Anda.

Wassallamu`allaikumsallam wr wb..

Senin, 05 September 2011

JUDI ITU HARAM

Dalil-dalil tentang Haramnya Judi

Allah SWT telah mengharamkan perjudian di dalam Al-Quran Al-Kariem dalam firman-Nya.

يَسْأَلُونَكَ عَنِ الْخَمْرِ وَالْمَيْسِرِ قُلْ فِيهِمَا إِثْمٌ كَبِيرٌ وَمَنَافِعُ لِلنَّاسِ وَإِثْمُهُمَآ أَكْبَرُ مِن نَّفْعِهِمَا وَيَسْأَلُونَكَ مَاذَا يُنفِقُونَ قُلِ الْعَفْوَ كَذَلِكَ يُبيِّنُ اللّهُ لَكُمُ الآيَاتِ لَعَلَّكُمْ تَتَفَكَّرُونَ
"..Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: 'Pada keduanya terdapat dosa yang besar dan beberapa manfa'at bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfa'atnya'. Dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah: ' Yang lebih dari keperluan.' Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berfikir.."
(QS. Al-Baqarah: 219)

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ إِنَّمَا الْخَمْرُ وَالْمَيْسِرُ وَالأَنصَابُ وَالأَزْلاَمُ رِجْسٌ مِّنْ عَمَلِ الشَّيْطَانِ فَاجْتَنِبُوهُ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
"..Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya khamar, berjudi, berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan..."(QS. Al-Maidah: 90)

إِنَّمَا يُرِيدُ الشَّيْطَانُ أَن يُوقِعَ بَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةَ وَالْبَغْضَاء فِي الْخَمْرِ وَالْمَيْسِرِ وَيَصُدَّكُمْ عَن ذِكْرِ اللّهِ وَعَنِ الصَّلاَةِ فَهَلْ أَنتُم مُّنتَهُونَ
"...Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan sembahyang; maka berhentilah kamu.."(QS. Al-Maidah: 91)


Diiring dari kubur dengan bau busuk daripada bangkai. Ketika itu Allah SWT menurunkan
angin sehingga bau busuk itu mengganggu ketenteraman di Padang Mahsyar.
"Mereka itu adalah orang yang menyembunyikan perlakuan derhaka takut diketahui oleh
manusia tetapi tidak pula rasa takut kepada Allah SWT, maka inilah balasannya dan tempat
kembali mereka adalah neraka..."




"Mayat yang mukanya berbentuk babi. Itulah petanda semasa hidupnya tidak melakukan solat lima waktu, tidak menjaga solat lima waktu. Lalai dalam solatnya. Sesungguhnya solat dapat mencegah diri dari melakukan perbuatan keji dan mungkar. Perbuatan keji dan mungkar ini banyak, bukan hanya berduaan di tempat gelap, minum arak, berjudi sahaja. Tidak menutup aurat juga perbuatan keji. Bayangkanlah sejak dari baligh lagi kawan-kawan tak pernah tutup aurat, berapa banyak dosa yang telah dikumpulkan."

:: jadi,apakah anda masih berjudi............??

Minggu, 21 Agustus 2011

MALU ADALAH SEBAGIAN DARI IMAN

Malu
Sebagian Dari Iman
Dari Abdullah bin Umar, beliau berkata:

أن رَسُوْلَ الله مَر عَلىَ رَجُل منَ الأنْصَار وَ هُوَ يَعظُ أَخَاهُ في الْحَيَاء فَقَالَ:
 “دَعْهُ, فإن الحيَاءَ منَ الإيْمَان

Rasulullah pernah melewati seorang laki-laki dari golongan Anshar yang sedang menasehati saudaranya dalam masalah ‘sifat malu’, beliau bersabda; Tinggalkan dia, sesungguhnya sifat malu itu sebagian dari iman.
(HR.Bukhari Kitab Iman Bab Al-Hayau Minal Iman, 1/93/24)
 
Nama yang menasehati dan yang sedang dinasehati tidak diketahui, adapun sebab orang itu dinasehati atau ditegur oleh saudaranya karena dia tidak meminta haknya yang diambil saudaranya karena sifat malu yang dimilikinya.
 
Perawi Hadits:
Abdullah bin Umar bin Khattab al-Qurasiy al-Makkyi. Ibunya bernama Zainab bin Mat’un. Sudah menjadi kebiasaannya jika mengenakan kain hingga mencapai setengah betis dan imamahnya dilebihkan sedikit di bagian belakangnya, janggutnya diwarnai dengan warna kuning dan bercincinkan yang bertuliskan ‘Abdullah bin Umar’. Peperangan yang pertama diikuti adalah perang Khandak. Dan beliau sempat mengikuti perang ke Syam, Irak dan Basrah.

Ibadahnya;
  • Sholatnya; Jika tertinggal sholat Isya berjama’ah maka beliau menghidupkan seluruh malamnya.
  • Puasanya; Beliau tidak pernah berpuasa saat musafir dan hampir tidak meninggalkan puasa saat mukim.
  • Sedekahnya; Telah membebaskan budak lebih dari seribu orang
  • Sangat berhati-hati dalam meriwayatkan hadits dan tidak ada ‘sunnahkecuali telah dilakukan’nya.
  • Wafat di Kota Mekkah tahun 74 H dalam usia 84 tahun. Meriwayatkan hadits 1630 buah.
Keterangan Hadits:
  • Al-Fitri
الحَياَءُ شُعْبَةٌ منَ شُعَب الإيْمَان (البخاري و مسلم
Al-Hayaau Malu itu bagian dari keimanan
  • Al-Muktasib
Memperhatikan nikmat Allah  Merasa kurang bersyukur
اَلْحَيَاءُ لاَ يَأْتي إلا بخَيْر
Malu itu tidak mendatangkan kecuali kebaikan.
Berkata Ibnu Mas’ud: Malu kepada Allah yaitu dengan menjaga apa yang di kepala, menjaga apa isi perut dan selalu ingat dengan kematian serta meninggalkan gemerlapnya dunia”.
Hasan al-Basri mengatakan; Malu itu ada dua macam, malu yang menjadi bagian dari keimanan dan malu yang menunjukkan kelemahan seseorang.
  • Malu merupakan salah satu sifat mulia dengannya seseorang terdorong untuk melakukan berbagai kebaikan dan meninggalkan larangan.
  • Tercela bagi mereka yang malu untuk melakukan suatu kebaikan atau ‘maluyang berlebihan dalam hal yang mubah. Dikatakan;
حَيَاءُ الرجُل في غَيْر مَوْضعه ضَعْفٌ
Malunya seorang bukan pada tempatnya adalah kelemahan
Disebutkan dalam hadits; Bahwa Rasul itu sangat pemalu bahkan melebihi malunya seorang putri yang dipingit, tetapi Nabi tidak pernah malu untuk menegakkan amal ma’ruf nahi munkar.
  • Sifat malu bagi wanita;
فَجَاءَتْهُ إِحْدَاهُمَا تَمْشِي عَلَى اسْتِحْيَاءٍ قَالَتْ إِنَّ أَبِي يَدْعُوكَ لِيَجْزِيَكَ أَجْرَ مَا سَقَيْتَ لَنَا
Kemudian datanglah kepada Musa salah seorang dari kedua wanita itu berjalan kemalu-maluan, ia berkata: “Sesungguhnya bapakku memanggil kamu agar ia memberikan Balasan terhadap (kebaikan)mu memberi minum (ternak) kami”.
(Al-Qashas, 25)
Berkata Ahnaf bin Qais;

إثنتان لا تجتمعان أبدا في بشر الكدب و المروءة
Dua perkara tidak akan berkumpul pada manusia yaitu dusta dan al-Muruah.
  • Al-Muru’ah ;  al-Haya’u (malu)
  • Al-Iffah (menjaga kesucian diri)
  • As-Sidqu (jujur)
  • Al-Wafa (menepati janji)
Ketika ‘sifat maluhilang dari seseorang maka mudahlah dia melakukan berbagai pelanggaran dan tidak segan untuk bermaksiat bahkan dia tidak malu untuk bermaksiat secara terang-terangan (terbuka). Rasul bersabda;
كُل أُمتي مُعَافي إلا المُجَاهريْن
Setiap ummatku dimaafkan kecuali mereka yang terang-terangan

Senin, 08 Agustus 2011

ASSALAMU 'ALAIKUM ; PENULISAN LAFAZH SALAM YANG BENAR

Pembaca kaum muslimin yang dimuliakan oleh Allah ta’ala, ucapan salam adalah sunah yang diajarkan oleh Nabi kita shallallahu ‘alaihi wa sallam, akan tetapi sebagian kaum muslimin salah dalam mengucapkannya, sebagian salah dalam menuliskan atau melafazhkan, sebagiannya lagi salah dalam mengucapkan salam dengan meringkasnya menjadi kata yang tidak lagi menjadi
                                                salam.


Dalam bahasa arab, tulisan salam secara lengkap adalah seperti ini,

اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Pembacaannya adalah “Assalamu ‘alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh”, kalau mau terperinci panjang pendeknya di tulis “Assalaamu ‘alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh”, perhatikan panjang dan pendeknya…

Makna kalimat salam tersebut di antaranya adalah, “Semoga keselamatan, rahmat Allah dan berkah-Nya tercurah kepadamu.

Ucapan salam di atas adalah bentuk salam yang paling sempurna, adapun bentuk pengucapan lain bisa dengan mengucapkan,


اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ

Assalamu ‘alaikum warahmatullah
Atau,


اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ

Assalamu ‘alaikum

Dasarnya adalah hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

عَنْ عِمْرَانَ بْنِ حُصَيْنٍ قَالَ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- فَقَالَ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ. فَرَدَّ عَلَيْهِ السَّلاَمَ ثُمَّ جَلَسَ فَقَالَ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- : عَشْرٌ . ثُمَّ جَاءَ آخَرُ فَقَالَ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ. فَرَدَّ عَلَيْهِ فَجَلَسَ فَقَالَ : عِشْرُونَ . ثُمَّ جَاءَ آخَرُ فَقَالَ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ. فَرَدَّ عَلَيْهِ فَجَلَسَ فَقَالَ : ثَلاَثُونَ
Dari Imran Ibn Hushain radhiyallahu ‘anhu berkata, Seorang laki-laki datang kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu mengucapkan “Assalamu ‘alaikum”. Nabi menjawab salam itu, lalu orang itu duduk. Nabi berkata, “sepuluh (kebaikan)”. Kemudian datang orang lain dan mengucapkan, “Assalamu ‘alaikum wa rahmatullah”. Nabi menjawabnya, lalu orang itu duduk dan Nabi berkata, “Dua puluh (kebaikan)”. Kemudian datang orang lain lagi dan mengucapkan “Assalamu ‘alaikum wa rahmatullahi wabarakatuh”. Nabi membalas salamnya lalu dia duduk dan Nabi berkata, “Tiga puluh (kebaikan).” (HR. Abu Daud)

Membalas Salam
Adapun bentuk membalas salam adalah berdasarkan firman Allah ta’ala dalam surat an-Nisa,

وَإِذَا حُيِّيتُمْ بِتَحِيَّةٍ فَحَيُّوا بِأَحْسَنَ مِنْهَا أَوْ رُدُّوهَا

“Apabila kamu diberi penghormatan dengan sesuatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik dari padanya, atau balaslah penghormatan itu (dengan yang serupa).” 
 (QS. An Nisa’: 86)

Dalam ayat ini Allah ta’ala memerintahkan kita untuk membalas salam dengan yang lebih baik, sehingga kalau yang memberi salam mengucapkan,

اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ
“Assalamu ‘alaikum”

Maka minimal kita jawab dengan mengucapkan,

وَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ
“Wa ‘alaikumus salam”

Kalau kita ingin membalas dengan yang lebih lengkap dengan mengucapkan,

وَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللهِ
“Wa ‘alaikumus salam wa rahmatullah”
Atau,
وَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

“Wa ‘alaikumus salam wa rahmatullahi wabarakatuh”
Maka ini lebih baik.
Jadi apabila yang memberi salam mengucapkan lafazh yang lengkap, maka sepantasnya kita untuk membalas dengan ucapan salam yang lengkap juga.

Perhatian!!
Kesalahan yang sering ditemui dalam pengucapan salam adalah penyingkatan salam dengan tulisan “ass”, “ass.wr.wb”, “asw” atau yang lainnya, maka ucapan seperti ini bukanlah salam, hendaknya ketika menulis komentar, sms atau media lainnya kita tidak menuliskan seperti itu. Tulislah dengan lafazh yang benar seperti “assalamu ‘alaikum”, atau kalau memang tergesa-gesa tidak di tulis juga tidak apa-apa.

Marilah kita simak singkatan ini. Dalam kamus linguistik yang saya punya, arti dari kata Ass yang berasal dari bahasa Inggris itu adalah sebagai berikut;
“Ass” berarti: Pertama, kb. (animal) yang artinya keledai. Kedua, orang yang bodoh. Don’t be a silly (Janganlah sebodoh itu). Dan ketiga, Vlug (pantat).

Padahal seperti kita ketahui ucapan Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh adalah sebuah ucapan salam sekaligus doa yang kita tujukan kepada orang lain. Ucapan salam dalam Islam sesungguhnya merupakan do’a seorang Muslim terhadap saudara Muslim yang lain. Maka, apabila kita mengucap salam dengan hanya menuliskan “Ass”, secara tidak sadar mungkin kita malah mendoakan hal yang buruk terhadap saudara kita.
Kita paham, mungkin banyak orang diantara kita cukup sibuk dan ingin cepat buru-buru menulis pesan. Barangkali, singkatan itu bisa mempercepat pekerjaan. Karena itu, penulis menyarankan, jika memang keadaan sedang tidak memungkinkan untuk menulis salam lewat SMS dengan kalimat lengkap karena sedang menyetir di jalan, misalnya, solusinya cukup mudah adalah menulis pesan to the point saja. Tulislah “met pagi, met siang, met malam dan seterusnya. Ini masih lebih baik dibandingkan kita harus memaksakan diri menggunakan singkatan dari doa keselamatan Assalamu’alaikum menjadi “Ass” (pantat).
Jangan sampai awalnya kita ingin menyampaikan doa keselamatan yang terjadi justeru sebaliknya, mendoakan keburukan. Kalau boleh saya mengistilahkah, niat baik ingin berdoa, jadinya malah ucapan kotor.

Ucapan salam adalah ucapan penghormatan dan doa.Apabila kita dihormati dengan suatu penghormatan maka seharusnya kita membalas dengan sebuah penghormatan pula yang lebih baik, atau minimal, balaslah dengan yang serupa.Sesungguhnya Allah akan memperhitungkan setiap yang kamu kerjakan.

Hanya saja, kalau kita mengganti ucapan kalimat salam arti awalnya sangat mulia, maka,yang terjadi adalah sebaliknya, salah dan bisa-bisa menjadi umpatan kotor.
Karena itu, jika tidak berhati-hati, mengganti ucapan Assalamu’alaikum (Semoga sejahtera atasmu) dengan menyingkatnya menjadi “Ass” (pantat), ini mirip dengan mengganti doa yang baik dengan bahasa jalanan orang Jakarta, yang artinya kira-kira, berubah arti menjadi (maaf) “Pantat Lu!”

Dan kata assaamu ini artinya kematian. Kata ini adalah plesetan dari “Assalaamu ‘alaikum”. Maka nabi berkata, “Kalau orang kafir mengatakan padamu assaamu ‘alaikum, maka jawablah dengan wa ‘alaikum (Dan semoga atas kalian pula).” [HR. Bukhari]
Tulisan ini, mungkin nampak sederhana. Meski sederhana, dampaknya cukup besar. Boleh jadi, kita belum pernah membayangkannya selama ini. Nah, setelah ini, sebaiknya alangkah lebih baik jika memulai kembali menyempurnakan salam kepada saudara kita. Tapi andaikata memang kondisi tak memungkinkan, sebaiknya, pilihlah singkatan yang sudah dipilihkan Nabi kita Muhammad SAW tadi. Mungkin Anda agak capek sedikit tidak apa-apa, sementara sedikit capek, 30 pahala kebaikan telah kita kantongi.

Semoga bermanfaat…

Kamis, 04 Agustus 2011

SYARAT-SYARAT IMAN KEPADA TAUHID

Telah berkata Wahhab bin Munabbih kepada orang yang menanyakan padanya tentang :

اليس لا إله إلا الله مفتاح الجنة؟ قال بلى ولكن ما من مفتاح إلا وله أسنان, فإن جئت بمفتاح له اسنان فتح لك , و إلا لم يفتح لك
(صحيح البخارى , رواه تعلقافى كتاب الجنائز ح 1237)


“Bukankah (syahadat/satement) Tidak ada sembahan/ilah selain Allah sebagi kunci surga?“ Dia (Wahhab) telah menjawab :“Betul, akan tetapi tidaklah dari kunci melainkan padanya gigi-gigi. Maka jika mendatangkan kunci yang ada gigi-giginya kamu dapat membuka, dan jika tidak ada kamu tidak dapat membuka“.
(Shahih Al-Bukhari meriwayatkan secara Mu‘allaq, Kitab Al-Janaiz Hadits no. 1237)

Adapun gigi-gigi pada kunci tersebut yang dimaksud adalah syarat-syarat yang wajib dipenuhi dalam syahadat/statement Tauhid “Tidak ada sembahan/ilah selain Allah”.
Seseorang dikatakan mengimani Tauhid, wajib mencakup syarat-syarat sebagai berikut :
1. Al-Ilmu, adalah meniadakan kebodohan, dengan meniadakan yang diibadahi dengan benar selain Allah, dan menetapkan kepada Allah yang Maha Esa.

فإعلم انه لا إله إلا الله (سورة محمد:19)

“Maka ketahuilah (mulailah dengan ‘ilmu) sesungguhnya Tidak ada sembahan/ilah serlain Allah”. (Surat Muhammad ayat 19)

شهد الله انه لا إله إلا هو, والملئكة واولوا العلم قائما بالقسط, ل اإله إلا هو العزيز الحكيم (سورة ال عمران : 18)

“Allah telah bersaksi, sesungguhnya tidak ada sembahan/ilah selain Dia. Demikian juga para malaikat dan juga orang-orang yang berilmu (cendekiawan) menegakkan dengan adil, Tidak ada sembahan/ilah selain Dia yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana”. (Surat Ali ‘Imran ayat 18).

2. Al-Yaqin, adalah meniadakan keraguan, menjadikan hati istiqomah ber-Tauhid dengan tanpa keraguan. Yaqin secara tetap. Maka sesungguhnya Iman tidaklah cukup padanya tanpa ilmu yaqin, bukanlah ilmu persangkaan. Telah berkata Allah سبحانه و تعالى :

إنما المؤمنون الذين أمنوا بالله ورسوله ثم لم يرتابوا و جاهدوا بأموالهم و أنفسهم فى سبيل الله, اولئك هم الصادقين
(سورة الحجرات : 15)


“Sesungguhnya hanyalah orang-orang yang beriman adalah orang yang mereka beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidaklah ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta-harta mereka dan jiwa-jiwa mereka di jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar”.
(Surat Al-Hujurat ayat 15).
Dan Abu Hurairah berkata, telah berkata Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam :

أشهدأن لا إله إلا الله و أنا رسول الله, لا يلقى الله بهما عبد غير شاك فيهما إلا دخل الجنة(صحيح مسلم كتاب الإيمان ح 27, 31)

”Aku bersaksi bahwa Tidak ada sembahan/ilah selain Allah dan sesungguhnya aku adalah utusan (Rasul) Allah, tidaklah seorang hambapun akan menjumpai Allah tanpa keraguan (syak), melainkan dia masuk surga”. (Shahih Muslim Kitab Al-Iman Hadits no. 27, 31).

3. Al-Qabul, adalah menerima dan menunaikan Tauhid dengan hati dan lisan. Allah telah mengisahkan kepada kita tentang kabar yang telah lampau berkenaan akibat/kesudahan orang-orang terdahulu dan menimpakan siksa sebab menolak dan enggan men-Tauhid-kan Allah.

وكذالك ماارسلنامن قبلك فى قرية من نذير, إلا قال مترفوها, إناوجدناأباءناعلى امة و إناعلى أثرهم مقتدون.
قال اولوجئتكم باهدى مماوجدتم عليه اباءكم, قالواإنابماارسلتم به كافرون.
فانتقمنامنهم فانظركيف كان عاقبةالمكذبين
(سورة الزخرف : 23 – 25)


“Dan sebagaimana tidaklah kami telah mengutus sebelummu (Muhammad j ) pada suatu negeri seorang pemberi peringatan melainkan telah berkata orang yang berlebihan/hidup mewah “sesungguhnya kami telah mendapati bapak-bapak kami menganut agama dan sesungguhnya kami pengikut jejak-jejak mereka. (Rasul itu) telah berkata “dan apakah bila aku datangkan kepada kalian petunjuk (kamu tetap mengikuti) agama yang kalian dapatkan dari bapak-bapak kalian?”, mereka menjawab :”sesungguhnya kami mengingkari agama yang kalian diutus menyampaikannya”. Maka Kami binasakan mereka. Maka perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang mendustakan”. (Surat Az-Zuhruf ayat 23 – 25).

إنهم كانواإذاقيل لهم لاإله إلاالله يستكبرون
ويقولون ائن لتاركواالهتنالشاعرمجنون
(سورة الصافت : 35 – 36)


“Sesungguhnya mereka bila dikatakan kepada mereka “Tidak ada sembahan/ilah selain Allah”, mereka menyombongkan diri. Dan mereka berkata “apakah kami akan meninggalkan sembahan-sembahan/alihah kami untuk (mengikuti) penyair gila”. (Surat Ash-Shafat ayat 35, 36).

4. Al-Inqiyad, adalah mengikatkan diri ber-Tauhid. Dan Al-Istislam, adalah berserah diri kepada Allah. Meniadakan untuk meninggalkannya.

ومن يسلم وجهه إلى الله وهومحسن فقداستمسك بالعروة الوثقى … (سورة لقمان : 22)

“Dan barangsiapa menyerahkan wajahnya kepada Allah, dan dia berbuat baik (muhsin), maka sungguh telah berpegang dengan tali yang kokoh”. (Surat Luqman ayat 22).
Tali yang kokoh adalah dengan Tidak ada sembahan/ilah kecuali Allah.

5. Ash-Shidqu (jujur), adalah meniadakan kedustaan, bahwasanya mengatakan kebenaran/kejujuran dari hati, hatinya mufakat dengan lisannya.

أحسب الناس ان يتركواان يقولواأمناوهم لا يفتنون.
ولقد فتناالذين من قبلهم فليعلمن الله الذين صدقواوليعلمن الكاذبين
(سورة العنكبوت : 2 – 3)


“Apakah manusia-manusia telah mengira, bahawa mereka ditinggalkan (begitu saja), bahwa mereka mengatakan “kami telah beriman”, sedangkan mereka tidak diuji. Dan sungguh-sungguh kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar/jujur dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta”.
(Surat Al-Ankabut ayat 2, 3).

6. Al-Ikhlash, adalah mensucikan amalan dengan niat yang Shalih, jauh dari berbagai kesyirikan.

ألا لله الدين الخالص (سورة الزمر : 3)

“Ingatlah, bagi Allah Ad-Diin (agama, aturan) yang murni”. (Surat Az-Zumar ayat 3)

وماأمرواإلا ليعبدواالله مخلصين له الدين, حنفاء و يقيمواالصلوة… (سورة البينة : 5)

“Dan tidaklah mereka diperintah melainkan agar mereka beribadah kepada Allah dengan ikhlas karena Allah sesuai Ad-Diin yang lurus, dan mendirikan Shalat ….” (Surat Al-Bayyinah ayat 5).
Dari Abu Hurairah رضىالله عنه , berkata Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam :

أسعدالناس بشفاعتى يوم القيامة من قال لا إله إل الله خالصا من قلبه أو نفسه
(صحيح البخارى كتاب العلم ح 98)


”Manusia yang paling bahagia dengan syafaatku pada hari qiyamat adalah yang telah berkata “Tidak ada sembahan/ilah selain Allah” secara ikhlash dari hatinya atau jiwanya”.
(Shahih Al-Bukhari Kitab Al-‘Ilmu Hadits no. 98)

7. Al-Mahabbah, adalah mencintai dan melazimi kalimat Tauhid, dan membenci apa-apa yang membatalkan ber-Tauhid.

ومن الناس من يتخذمن دون الله أندادايحبونهم
كحب الله, والذين أمنواأشدحبالله
(سورة البقرة : 165)


“Dan dari sebagian manusia menjadikan selain Allah sebagai tandingan-tandingan, mereka mencintai tandingan-tandingan itu seperti menciintai Allah. Dan orang-orang yang beriman lebih dahsyat/hebat cintanya kepada Allah”. (Surat Al-Baqarah ayat 165).

يأيهاالذين أمنوا من يرتد منكم عن دينه فسوف يأتى الله بقوم يحبهم ويحبونه, أذلة على المؤمنين أعزة على الكافرين,يجاهدون فى سبيل الله ولا يخافون لومة لائم
(سورة المائدة : 53)


“Wahai orang-orang yang beriman, barangsiapa murtad diantara kalian dari diin/Agama Islam, maka Allah akan mendatang suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan mereka mencintai Allah, mereka bersikap merendah terhadap orang-orang yang beriman, bersikap tegas (lebih mulia) terhadap orang-orang kafir, mereka berjihad di jalan Allah, dan tidaklah mereka takut celaan para pencela”. (Surat Al-Maidah ayat 53).
Telah berkata Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam :

ثلاث من كن فيه وجد حلا وة الإيمان أن يكون الله و رسوله أحب إليه مما سواهماوأن يحب المرء لا يحبه إلا لله و أن يكره أن يعود فى ألكفر كما يكره أن يقذف فى النار
(صحيح البخارى كتاب الإيمان ح 15 , صحيح مسلم كتاب الإيمان ح 60)

”Tiga orang yang keadaan padanya telah mendapatkan manisnya iman, bahwasanya menjadikan Allah dan Rasul-Nya lebih dicintai padanya dari selain keduanya, dan mencintai seseorang tidaklah ia mencintai melainkan karena Allah, dan bahwasanya ia membenci kembali kepada kekufuran sesudah Allah selamatkan dia dari kekufuran sebagaimana dia membenci dilemparkan ke dalam neraka”.
(Shahih Al-Bukhari Kitab Al-Iman Hadits no. 15, Shahih Muslim Kitab Al-Iman Hadits no. 60).

قل إن كنتم تحبون الله فإتبعونى يخببكم الله و يغفرلكم ذنوبك, والله غفور رحيم
(سورة ال عمران : 31)


“Katakanlah (Wahai Muhammad j) : jika kalian mencintai Allah, maka ikutilah aku. Niscaya Allah mencintai kalian dan mengampuni dosa-dosa kalian. Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang. (Surat Ali ‘Imran ayat 31)

Dengan demikian, untuk Mahabbah (mencintai) Allah wajiblah Ittiba’ (mengikuti) Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam, menjadikan uswah dan qudwah Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam.

والله أعلم

Kamis, 14 Juli 2011

Tafsir Mimpi Menurut Islam

Tidak semua mimpi dapat ditafsirkan makna yang terkandung didalamnya. Ada kalanya mimpi bagaikan angin lalu namun ada yang benar-benar menjadi kenyataan. Mimpi insan yang bertaqwa merupakan perkhabaran yang akan berlaku. Sedangkan mimpi insan yang tidak beriman merupakan berita yang disebarkan oleh syaitan.

 
Kebanyakan para Ulama telah memutuskan bahawa :
  1. Mimpi seorang nabi dan rasul adalah wahyu yang menjadi hukum adalah benar. 
  2. Mimpi orang ramai di zaman Rasulullah S.A.W. seperti melihat Baginda dalam tidur menyamai melihat Rasulullah S.A.W. dalam masa jaga adalah khusus di zaman semasa Baginda masih hidup.
  3. Mimpi orang Islam selepas wafat Rasulullah S.A.W. maka ia akan berjumpa di akhirat nanti dan akan mendapat syafaat Rasulullah S.A.W.
  4. Mimpi orang Islam ada tiga peringkat, peringkat pertama bisikan jiwa, yang kedua godaan syaitan dan yang ketiga ialah mimpi khabar gembira dari Allah S.W.T. Mimpi orang bukan Islam adalah ditolak. Mimpi orang awam bukan hujah terhadap satu hukum atau berita atau satu kenyataan.

Berikut adalah tafsir mimpi dalam Islam yang berkaitan Peristiwa atau Kejadian
  1. Bermimpi menunaikan solat alamatnya akan sempurna kerja di dunia dan akhirat
  2. Bermimpi berlaku perang sabil atau anda akan menunaikan haji alamatnya dosa anda akan diampunkan dunia dan akhirat
  3. Bermimpi memasuki Masjid Haram atau melakukan tawaf di Baitulallah alamatnyaanda akan mendapat pahala dan nikmat akhirat dan jika seseorang itu berada dalam kesakitan ia akan segera sembuh
  4. Bermimpi beri sedekah atau zakat fitrah anda akan berasa suka cita dan aman bahagia
  5. Bermimpi memohon doa kepada Allah Taala atau membaca qur'an di rumah anda alamatnya anda akan terlepas daripada bahaya atau sempurna sesuatu pekerjaan yang dilakukan
  6. Jika bermimpi membaca qur'an dengan suara yang lanjut alamatnya panjang usia anda
  7. Jika bermimpi berpuasa alamatnya anda akan mendapat kekayaan atau menjadi orang yang berpakat besar
  8. Jika bermimpi diri anda dalam keadaan bersujud alamatnya anda akan bertapa
  9. Bermimpi sembahyangkan jenazah memberi alamat anda akan mendapat pahala di dunia dan akhirat
  10. Jika bermimpi melihat pelita atau sesuatu yang menyala menandakan pekerjaan yang anda lakukan tidak dapat dilakukan oleh orang lain
  11. Bermimpi diri atau rumah anda terbakar menandakan anda akan mendapat ilmu kebajikan di dunia dan akhirat
  12. Jika bermimpi melihat jalan masuk ke kebun atau sesuatu kawasan alamatnya anda akan mendapat berita yang gembira
  13. Jika bermimpi melihat jalan yang lurus memberi alamat anda akan melakukan segala suruhan Allah Taala
  14. Jika bermimpi melihat jalan ke pekan memberi petunjuk anda akan mendapat keuntungan yang besar
  15. Jika bermimpi melihat jalan yang sempit alamatnya anda akan mengalami kesukaran
  16. Bermimpi perisai terlalu banyak di rumah anda alamatnya rumah anda dipeliharan daripada sebarang kejahatan
  17. Bermimpi mengenai anak panah menandakan anda akan mendapat surat
  18. Jika bermimpi diri di panah orang alamatnya anda akan mengirim berita kepada orang
  19. Bermimpi memanah kayu menandakan akan berlaku kematian
  20. Bermimpi bermain besi memberi alamat sebarang pekerjaan yang dilakukan akan diakhiri dengan kejayaan
  21. Bermimpi bermain dengan senjata menandakan seseorang itu akan mendapat kebaikan daripada apa yang dilakukan untuk kebajikan
  22. Bermimpi mengenai permata membawa petanda anda akan mendapat harta atau kenaikan pangkat
  23. Bermimpi memakai gelang perak di kaki alamatnya anda akan mendapat kebajikan.
  24. Bermimpi duit terbelah dua alamatnya anda akan bergaduh
  25. Bermimpi bertengkolok besar atau berbaju besar anda akan menjadi orang berpengaruh atau berpangkat besar
  26. Bermimpi berkain hijau alamatnya segala kerja yang dilakukan akan mendapat keredhaan Allah Taala.Bermimpi memakai kain memberi alamat anda akan mendapat keuntungan yang besar
  27. Jika bermimpi kain di pinggang terkoyak alamat keluarganya akan mati dan kalau terkoyak baju alamat kematiannya
  28. Bermimpi mengenai bunyi gendang di dalam rumah alamatnya pekerjaan anda diberkati
  29. Jika bermimpi bunyi rebab alamat beroleh kegembiraan dalam hidup
  30. Jika bermimpi makan kuih apam alamatnya anda akan mendapat harta dan jika makan sehidangan dengan raja atau orang besar kehendak anda akan tercapai
  31. Bermimpi makan gula alamatnya seseorang akan berduka cita
  32. Bermimpi makan makanan masam memberi alamat anda akan sakit atau berduka cita
  33. Jika bermimpi memakan ubat alamatnya anda akan berada dalam keadaan aman dan sentosa
  34. Sekiranya bermimpi diri anda telah sembuh dari demam, menandakan cita-cita anda akan berjaya.
  35. Jika bermimpi muka anda merah atau hitam menandakan anda akan mendapat bahaya.
  36. Jika bermimpi gigi anda patah menandakan saudara anda akan mendapat kemalangan atau mati.
  37. Jika bermimpi diri anda dipukul orang atau mengalami perdarahan menandakan anda akan kehilangan harta.
  38. Jika bermimpi dimarahi guru, menandakan anda akan dimurkai oleh orang-orang besar
  39. Jika bermimpi rumah anda atau rumah orang lain runtuh alamatnya anda akan difitnah.
  40. Jika bermimpi naik ke rumah besar atau mahligai yang indah anda akan memperoleh kebesaran di dunia dan akhirat.
  41. Jika bermimpi membuat rumah atau dinding alamatnya anda akan memperolehi kekayaan dan selamat dalam kerjaya anda.
  42. Jika bermimpi melihat rumah yang tinggi menandakan anda akan berkawan dengan orang jahat
  43. Bermimpi tangga rumah patah menandakan anda akan dikhianati
  44. Sekiranya di dalam mimpi anda anda berwudhuk alamatnya pekerjaan anda akan sempurna
  45. Jika bermimpi tidak boleh berenang atau sesak nafas yang teramat sangat menandakan anda akan memperoleh harta atau ilmu
  46. Sekiranya anda bermimpi berjalan atau berlayar ke sesuatu tempat yang jauh menandakan anda akan dipermuliakan orang
  47. Bermimpikan ayam sabung menyambung menandakan anak lelaki anda akan berkawan dengan orang baik
  48. Jika bermimpi melihat Allah Taala dengan ketiadaan yang menyerupai baginya dengan sesuatu , segala kehendak akan diperolehnya dan dialah WaliAllah yang beroleh kebesaran di dunia dan akhirat
  49. Sekiranya seseorang bermimpi melihat Rasulullah s.a.w anda akan masuk syurga
  50. Jika bermimpi melihat malaikat Jibrail a.s datang kepada anda, anda akan mendapat pahala di dunia dan akhirat
  51. Jika di dalam mimpi seseorang itu melihat titian siratulmustaqim, seseorangitu akan mendapat pekerjaan yang baik dan dijauhi daripada kejahatan
  52. Sekiranya bermimpi melihat pendita atau fakir, anda akan dikurniakan sesuatu oleh Allah SWT
  53. Sekiranya bermimpi melihat lelaki lebih ramai daripada perempuan menandakan anda akan mendapat kebajikan
  54. Jika bermimpi memegang dakwat atau kalam, alamatnya anda akan memperoleh isteri, ilmu dan harta yang halal
  55. Jika bermimpi mata atau tubuh anda bercahaya alamatnya anda akan memperoleh kebajikan dengan sempurna.

Minggu, 10 Juli 2011

Faedah Seputar Basmalah

TAFSIR BISMILLAH

Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin berkata: “Tafsirnya adalah: Sesungguhnya seorang insan meminta tolong dengan perantara semua Nama Allah. Kami katakan: yang dimaksud adalah setiap nama yang Allah punya. Kami menyimpulkan hal itu dari ungkapan isim (nama) yang berbentuk mufrad (tunggal) dan mudhaf (disandarkan) maka bermakna umum. Seorang yang membaca basmalah bertawassul kepada Allah ta’ala dengan menyebutkan sifat rahmah. Karena sifat rahmah akan membantu insan untuk melakukan amalnya. Dan orang yang membaca basmalah ingin meminta tolong dengan perantara nama-nama Allah untuk memudahkan amal-amalnya.” (Shifatush Shalah, hal. 64).

KITABULLAH DIAWALI BASMALAH
 
Penulisan Al-Qur’an diawali dengan basmalah. Hal itu telah ditegaskan tidak hanya oleh seorang ulama, di antara mereka adalah Al Qurthuby yarhamuhullah di dalam tafsirnya. Beliau menyebutkan bahwa para sahabat radhiyallahu ‘anhum telah sepakat menjadikan basmalah tertulis sebagai ayat permulaan dalam Al-Qur’an, inilah kesepakatan mereka yang menjadi permanen -semoga Allah meridhai mereka- dan Al Hafizh Ibnu Hajar yarhamuhullah pun menyebutkan pernyataan serupa di dalam Fathul Baari (Ad Dalaa’il Wal Isyaaraat ‘ala Kasyfi Syubuhaat, hal. 9).

TELADAN NABI

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila menulis surat memulai dengan bismillaahirrahmaanirrahiim (lihat Shahih Bukhari 4/402 Kitabul Jihad Bab Du’a Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ilal Islam wa Nubuwah wa ‘an laa Yattakhidza Ba’dhuhum Ba’dhan Arbaaban min duunillaah wa Qauluhu ta’ala Maa kaana libasyarin ‘an yu’tiyahullaahu ‘ilman ila akhiril ayahFathul Bari 6/109 lihatlah perincian tentang hal ini di dalam Zaadul Ma’aad fii Hadyi Khairil ‘Ibaad karya Ibnul Qayyim 3/688-696, beliau menceritakan surat menyurat Nabi kepada para raja dan lain sebagainya (Syarh Kitab Kasyfu Syubuhaat Syaikh Shalih Al-Fauzan, hal. 17). Di dalam Kitab Bad’ul Wahyi Imam Bukhari menyebutkan hadits:“Bismillahirrahmaanirrahiim min Muhammadin ‘Abdillah wa Rasuulihi ila Hiraqla ‘Azhiimir Ruum…” (Shahih Bukharino. 7, Shahih Muslim no. 1773 dari hadits Ibnu ‘Abbas radhiyallahu’anhuma, lihat Hushuulul Ma’muul, hal. 9, lihat jugaAd Dalaa’il Wal Isyaaraat ‘ala Kasyfi Syubuhaat, hal. 9).

HADIST TENTANG BASMALLAH

Syaikh Abdullah bin Shalih Al Fauzan berkata: “Adapun hadits-hadits qauliyah tentang masalah basmalah, seperti hadits, ‘Kullu amrin dzii baalin laa yubda’u fiihi bibismillaahi fahuwa abtar.’ hadits-hadits tersebut adalah hadits yang dilemahkan oleh para ulama.” Hadits ini dikeluarkan oleh Al Khathib dalam Al Jami’ (2/69,70), As Subki dalamThabaqaat Syafi’iyah Al Kubra, muqaddimah hal. 12 dari hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, tetapi hadits itu adalah hadits dha’ifun jiddan (sangat lemah) karena ia merupakan salah satu riwayat Ahmad bin Muhammad bin Imran yang dikenal dengan panggilan Ibnul Jundi. Al Khathib berkata di dalam Tarikh-nya (5/77): ‘Orang ini dilemahkan riwayat-riwayatnya dan ada celaan pada madzhabnya.’ Maksudnya: karena ia cenderung pada ajaran Syi’ah. Ibnu ‘Iraq berkata di dalam Tanziihusy Syari’ah Al Marfuu’ah (1/33): ‘Dia adalah pengikut Syi’ah. Ibnul Jauzi menuduhnya telah memalsukan hadits.’ Hadits ini pun telah dinyatakan lemah oleh Al Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah sebagaimana dinukil dalam Futuhaat Rabbaniyah (3/290) silakan periksa Hushuulul Ma’muul, hal. 9). Adapun hadits: ‘Kullu amrin laa yubda’u fiihi bibismillaahiirahmaanirrahiim fahuwa ajdzam’ adalah hadits dha’if, didha’ifkan Syaikh Al Albani dalamDha’iful Jaami’ 4217 (lihat catatan kaki Tafsir Al-Qur’an Al ‘Azhim tahqiq Hani Al Hajj, 1/24).

HIKMAH MEMULAI DENGAN BASMALAH

Hikmah yang tersimpan dalam mengawali perbuatan dengan bismillahirrahmaanirraahiim adalah demi mencari barakah dengan membacanya. Karena ucapan ini adalah kalimat yang berbarakah, sehingga apabila disebutkan di permulaan kitab atau di awal risalah maka hal itu akan membuahkan barakah baginya. Selain itu di dalamnya juga terdapat permohonan pertolongan kepada Allah ta’ala (lihat Syarh Kitab Kasyfu Syubuhaat Syaikh Shalih Al-Fauzan, hal. 17). Selain itu basmalah termasuk pujian dan dzikir yang paling mulia (lihat Taudhihaat Al Kasdalamyifaat, hal. 48).

APAKAH BASMALAH TERMASUK AL FATIHAH..??

Syaikh Al ‘Utsaimin berkata: “Dalam masalah ini terdapat perbedaan pendapat di antara para ulama. Ada di antara mereka yang berpendapat ia adalah termasuk ayat dari Al Fatihah dan dibaca dengan keras dalam shalat jahriyah (dibaca keras oleh imam) dan mereka berpandangan tidak sah orang yang shalat tanpa membaca basmalah karena ia termasuk surat Al Fatihah. Dan ada pula di antara mereka yang berpendapat bahwa ia bukan bagian dari Al Fatihah namun sebuah ayat tersendiri di dalam Kitabullah. Pendapat inilah yang benar. Dalilnya adalah nash serta konteks isi surat tersebut.” Kemudian beliau merinci alasan beliau (lihat Tafsir Juz ‘Amma, hal. 9 cet Darul Kutub ‘Ilmiyah).

SAHKAH SHOLAT TANPA MEMBACA BASMALAH..??

Dari Anas radhiyallahu ‘anhuNabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, Abu Bakar dan Umar mengawali shalat dengan membaca Alhamdulillaahi Rabbil ‘aalamiin (Muttafaqun ‘alaihi). Muslim menambahkan: Mereka semua tidak membaca bismillaahirrahmaanirrahiim di awal bacaan maupun di akhirnya. Sedangkan dalam riwayat Ahmad, Nasa’i dan Ibnu Khuzaimah Anas berkata: Mereka semua tidak mengeraskan bacaan bismillaahirrahmaanirrahiim. Di dalam riwayat lainnya dalam Shahih Ibnu Khuzaimah dengan kata-kata: Mereka semua membacanya dengan sirr (pelan)

Diantara faidah yang bisa dipetik dari hadits di atas adalah:
  1. Tata cara Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para khulafa’ur rasyidin membuka bacaan shalat denganalhamdulillaahi rabbil ‘aalamiin.
  2. Hadits ini menunjukkan bahwa basmalah bukan termasuk bagian awal dari surat Al Fatihah. Oleh sebab itu tidak wajib membacanya beriringan dengan surat ini. Akan tetapi hukum membacanya hanyalah sunnah sebagai pemisah antara surat-surat, meskipun dalam hal ini memang ada perselisihan pendapat ulama.
Para imam yang empat berbeda pendapat tentang hukum membaca basmalah:
  1. Imam Abu Hanifah, Syafi’i dan Ahmad berpendapat bacaan itu disyari’atkan di dalam shalat.
  2. Imam Malik berpendapat bacaan itu tidak disyari’atkan untuk dibaca dalam shalat wajib, baik dengan pelan maupun keras.
Kemudian Imam yang tiga (Abu Hanifah, Syafi’i dan Ahmad) berselisih tentang hukum membacanya:
  1. Imam Abu Hanifah dan Ahmad berpendapat membacanya adalah sunnah bukan wajib karena basmalah bukan bagian dari Al Fatihah.
  2. Imam Syafi’i berpendapat membacanya adalah wajib.
    (lihat Taudhihul Ahkaam, 1/413-414 cet. Dar Ibnul Haitsam)
MENJAHRKAN BASMALAH DENGAN SHOLAT JAHRIYAH
 
Syaikh Ibnu ‘Utsaimin ditanya: Apakah hukum menjahrkan (mengeraskan bacaan) basmalah? Beliau menjawab: “Pendapat yang lebih kuat adalah mengeraskan bacaan basmalah itu tidak semestinya dilakukan dan yang sunnah adalah melirihkannya karena ia bukan bagian dari surat Al Fatihah. Akan tetapi jika ada orang yang terkadang membacanya dengan keras maka tidak mengapa. Bahkan sebagian ulama ada yang berpendapat bahwa hendaknya memang dikeraskan kadang-kadang sebab adanya riwayat yang menceritakan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallampernah mengeraskannya (HR. Nasa’i di dalam Al Iftitah Bab Qiro’atu bismillahirrahmaanirrahiim (904), Ibnu Hibban 1788, Ibnu Khuzaimah 499, Daruquthni 1/305, Baihaqi 2/46,58) Akan tetapi hadits yang jelas terbukti keabsahannya menerangkan bahwa beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa tidak mengeraskannya (berdasarkan hadits Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhuAku pernah shalat menjadi makmum di belakang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, di belakang Abu Bakar, di belakang Umar dan tidak ada seorang pun di antara mereka yang memperdengarkan bacaan bismillahirrahmanirrahiim (HR. Muslim dalam kitab Shalat Bab Hujjatu man Qoola la yajharu bil basmalah(399)) Akan tetapi apabila seandainya ada seseorang yang menjahrkannya dalam rangka melunakkan hati suatu kaum yang berpendapat jahr saya berharap hal itu tidak mengapa.” (Fatawa Arkanil Islam, hal. 316-317)
Syaikh Abdullah bin Abdurrahman Al Bassaam mengatakan: “Syaikhul Islam mengatakan: Terus menerus mengeraskan bacaan (basmalah) adalah bid’ah dan bertentangan dengan sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dan hadits-hadits yang menegaskan cara keras dalam membacanya semuanya adalah palsu.” (Taudhihul Ahkaam, 1/414) Imam Ibnu Katsir mengatakan “…para ulama sepakat menyatakan sah orang yang mengeraskan bacaan basmalah maupun yang melirihkannya…” (Tafsir Al-Qur’an Al ‘Azhim, 1/22).

Tafsir Surat Al-Fatihah Keutamaan Surat Al-Fatihah

Pertama: Membaca Al-Fatihah Adalah Rukun Shalat

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya, “Tidak ada shalat bagi orang yang tidak membaca Fatihatul Kitab (Al Fatihah).” (HR. Bukhari dan Muslim dari Ubadah bin Shamit radhiyallahu ‘anhu)

Dalam sabda yang lain beliau mengatakan yang artinya, “Barangsiapa yang shalat tidak membaca Ummul Qur’an (surat Al Fatihah) maka shalatnya pincang (khidaaj).” (HR. Muslim)

Makna dari khidaaj adalah kurang, sebagaimana dijelaskan dalam hadits tersebut, “Tidak lengkap”. Berdasarkan hadits ini dan hadits sebelumnya para imam seperti imam Malik, Syafi’i, Ahmad bin Hanbal dan para sahabatnya, serta mayoritas ulama berpendapat bahwa hukum membaca Al Fatihah di dalam shalat adalah wajib, tidak sah shalat tanpanya.

Kedua: Al Fatihah Adalah Surat Paling Agung Dalam Al Quran

Dari Abu Sa’id Rafi’ Ibnul Mu’alla radhiyallahu ‘anhu, beliau mengatakan: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepadaku, “Maukah kamu aku ajari sebuah surat paling agung dalam Al Quran sebelum kamu keluar dari masjid nanti?” Maka beliau pun berjalan sembari menggandeng tanganku. Tatkala kami sudah hampir keluar maka aku pun berkata; Wahai Rasulullah, Anda tadi telah bersabda, “Aku akan mengajarimu sebuah surat paling agung dalam Al Quran?” Maka beliau bersabda, “(surat itu adalah) Alhamdulillaahi Rabbil ‘alamiin (surat Al Fatihah), itulah As Sab’ul Matsaani (tujuh ayat yang sering diulang-ulang dalam shalat) serta Al Quran Al ‘Azhim yang dikaruniakan kepadaku.” (HR. Bukhari, dinukil dari Riyadhush Shalihin cet. Darus Salam, hal. 270)

Penjelasan Tentang Bacaan Ta’awwudz dan Basmalah

Makna bacaan Ta’awwudz


  أَعُوْذُ بِاللِه مِنَ الشََّيْطَانِ الرَّجِيْمِ

Artinya: “Aku berlindung kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.”
Maknanya: “Aku berlindung kepada Allah dari kejelekan godaan syaitan agar dia tidak menimpakan bahaya kepadaku dalam urusan agama maupun duniaku.” Syaitan selalu menempatkan dirinya sebagai musuh bagi kalian. Oleh sebab itu maka jadikanlah diri kalian sebagai musuh baginya. Syaitan bersumpah di hadapan Allah untuk menyesatkan umat manusia. Allah menceritakan sumpah syaitan ini di dalam Al Quran,

قَالَ فَبِعِزَّتِكَ لَأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ إِلَّا عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُ

“Demi kemuliaan-Mu sungguh aku akan menyesatkan mereka semua, kecuali hamba-hamba-Mu yang terpilih (yang diberi anugerah keikhlasan).” (QS. Shaad: 82-83)

Dengan demikian tidak ada yang bisa selamat dari jerat-jerat syaitan kecuali orang-orang yang ikhlas.
Isti’adzah/ta’awwudz (meminta perlindungan) adalah ibadah. Oleh sebab itu ia tidak boleh ditujukan kepada selain Allah. Karena menujukan ibadah kepada selain Allah adalah kesyirikan. Orang yang baik tauhidnya akan senantiasa merasa khawatir kalau-kalau dirinya terjerumus dalam kesyirikan. Sebagaimana Nabi Ibrahim ‘alaihis salam yang demikian takut kepada syirik sampai-sampai beliau berdoa kepada Allah,

ً وَاجْنُبْنِي وَبَنِيَّ أَن نَّعْبُدَ الأَصْنَامَ

“Dan jauhkanlah aku dan anak keturunanku dari penyembahan berhala.” (QS. Ibrahim: 35)

Ini menunjukkan bahwasanya tauhid yang kokoh akan menyisakan kelezatan di dalam hati kaum yang beriman. Yang bisa merasakan kelezatannya hanyalah orang-orang yang benar-benar memahaminya. Syaitan yang berusaha menyesatkan umat manusia ini terdiri dari golongan jin dan manusia. Hal itu sebagaimana disebutkan oleh Allah di dalam ayat yang artinya,

وَكَذَلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نِبِيٍّ عَدُوّاً شَيَاطِينَ الإِنسِ وَالْجِنِّ يُوحِي بَعْضُهُمْ إِلَى بَعْضٍ زُخْرُفَ الْقَوْلِ غُرُوراً

“Dan demikianlah Kami jadikan musuh bagi setiap Nabi yaitu (musuh yang berupa) syaithan dari golongan manusia dan jin. Sebagian mereka mewahyukan kepada sebagian yang lain ucapan-ucapan yang indah untuk memperdaya (manusia).” (QS. Al An’aam: 112) 
(Diringkas dari Syarhu Ma’aani Suuratil Faatihah, Syaikh Shalih bin Abdul ‘Aziz Alus Syaikh hafizhahullah).

Makna bacaan Basmalah

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

Artinya: “Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.”
Maknanya; “Aku memulai bacaanku ini seraya meminta barokah dengan menyebut seluruh nama Allah.” Meminta barokah kepada Allah artinya meminta tambahan dan peningkatan amal kebaikan dan pahalanya. Barokah adalah milik Allah. Allah memberikannya kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya. Jadi barokah bukanlah milik manusia, yang bisa mereka berikan kepada siapa saja yang mereka kehendaki (Syarhu Ma’aani Suratil Fatihah, Syaikh Shalih bin Abdul ‘Aziz Alus Syaikh hafizhahullah).
Allah adalah satu-satunya sesembahan yang berhak diibadahi dengan disertai rasa cinta, takut dan harap. Segala bentuk ibadah hanya boleh ditujukan kepada-Nya. Ar-Rahman dan Ar-Rahiim adalah dua nama Allah di antara sekian banyak Asma’ul Husna yang dimiliki-Nya. Maknanya adalah Allah memiliki kasih sayang yang begitu luas dan agung. Rahmat Allah meliputi segala sesuatu. Akan tetapi Allah hanya melimpahkan rahmat-Nya yang sempurna kepada hamba-hamba yang bertakwa dan mengikuti ajaran para Nabi dan Rasul. Mereka inilah orang-orang yang akan mendapatkan rahmat yang mutlak yaitu rahmat yang akan mengantarkan mereka menuju kebahagiaan abadi. Adapun orang yang tidak bertakwa dan tidak mengikuti ajaran Nabi maka dia akan terhalangi mendapatkan rahmat yang sempurna ini

PENJELASAN KANDUNGAN SURAH

Makna Ayat Pertama

الْحَمْدُ للّهِ رَبِّ الْعَالَمِ

Artinya: “Segala puji bagi Allah Rabb seru sekalian alam.”
Makna Alhamdu adalah pujian kepada Allah karena sifat-sifat kesempurnaan-Nya. Dan juga karena perbuatan-perbuatanNya yang tidak pernah lepas dari sifat memberikan karunia atau menegakkan keadilan. Perbuatan Allah senantiasa mengandung hikmah yang sempurna. Pujian yang diberikan oleh seorang hamba akan semakin bertambah sempurna apabila diiringi dengan rasa cinta dan ketundukkan dalam dirinya kepada Allah. Karena pujian semata yang tidak disertai dengan rasa cinta dan ketundukkan bukanlah pujian yang sempurna.
Makna dari kata Rabb adalah Murabbi (yang mentarbiyah; pembimbing dan pemelihara). Allahlah Zat yang memelihara seluruh alam dengan berbagai macam bentuk tarbiyah. Allahlah yang menciptakan mereka, memberikan rezeki kepada mereka, memberikan nikmat kepada mereka, baik nikmat lahir maupun batin. Inilah bentuk tarbiyah umum yang meliputi seluruh makhluk, yang baik maupun yang jahat. Adapun tarbiyah yang khusus hanya diberikan Allah kepada para Nabi dan pengikut-pengikut mereka. Di samping tarbiyah yang umum itu Allah juga memberikan kepada mereka tarbiyah yang khusus yaitu dengan membimbing keimanan mereka dan menyempurnakannya. Selain itu, Allah juga menolong mereka dengan menyingkirkan segala macam penghalang dan rintangan yang akan menjauhkan mereka dari kebaikan dan kebahagiaan mereka yang abadi. Allah memberikan kepada mereka berbagai kemudahan dan menjaga mereka dari hal-hal yang dibenci oleh syariat.
Dari sini kita mengetahui betapa besar kebutuhan alam semesta ini kepada Rabbul ‘alamiin karena hanya Dialah yang menguasai itu semua. Allah satu-satunya pengatur, pemberi hidayah dan Allah lah Yang Maha kaya. Oleh sebab itu semua makhluk yang ada di langit dan di bumi ini meminta kepada-Nya. Mereka semua meminta kepada-Nya, baik dengan ucapan lisannya maupun dengan ekspresi dirinya. Kepada-Nya lah mereka mengadu dan meminta tolong di saat-saat genting yang mereka alami

Makna Ayat Kedua

الرَّحْمـنِ الرَّحِيمِ

Artinya: “Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.”
Ar-Rahman dan Ar-Rahiim adalah nama Allah. Sebagaimana diyakini oleh Ahlusunnah wal Jama’ah bahwa Allah memiliki nama-nama yang terindah. Allah ta’ala berfirman,
“Milik Allah nama-nama yang terindah, maka berdo’alah kepada Allah dengan menyebutnya.” (QS. Al A’raaf: 180)
Setiap nama Allah mengandung sifat. Oleh sebab itu beriman kepada nama-nama dan sifat-sifat Allah merupakan bagian yang tak terpisahkan dari keimanan kepada Allah. Dalam mengimani nama-nama dan sifat-sifat Allah ini kaum muslimin terbagi menjadi 3 golongan yaitu: (1) Musyabbihah, (2) Mu’aththilah dan (3) Ahlusunnah wal Jama’ah.
Musyabbihah adalah orang-orang yang menyerupakan sifat-sifat Allah dengan sifat makhluk. Mereka terlalu mengedepankan sisi penetapan nama dan sifat dan mengabaikan sisi penafian keserupaan sehingga terjerumus dalam tasybih (peyerupaan). Adapun Mu’aththilah adalah orang-orang yang menolak nama atau sifat-sifat Allah. Mereka terlalu mengedepankan sisi penafian sehingga terjerumus dalam ta’thil (penolakan). Ahlusunnah berada di tengah-tengah. Mereka mengimani dalil-dalil yang menetapkan nama dan sifat sekaligus mengimani dalil-dalil yang menafikan keserupaan. Sehingga mereka selamat dari tindakan tasybih maupun ta’thil. Oleh sebab itu mereka menyucikan Allah tanpa menolak nama maupun sifat. Mereka menetapkan nama dan sifat tapi tanpa menyerupakannya dengan makhluk. Inilah akidah yang dipegang oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya serta para imam dan pengikut mereka yang setia hingga hari ini. Inilah aqidah yang tersimpan dalam ayat yang mulia yang artinya,
“Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan-Nya, dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (QS. Asy Syuura: 11)
Allah Maha Mendengar dan juga Maha Melihat. Akan tetapi pendengaran dan penglihatan Allah tidak sama dengan pendengaran dan penglihatan makhluk. Meskipun namanya sama akan tetapi hakikatnya berbeda. Karena Allah adalah Zat Yang Maha Sempurna sedangkan makhluk adalah sosok yang penuh dengan kekurangan. Sebagaimana sifat makhluk itu terbatas dan penuh kekurangan karena disandarkan kepada diri makhluk yang diliputi sifat kekurangan. Maka demikian pula sifat Allah itu sempurna karena disandarkan kepada sosok yang sempurna. Sehingga orang yang tidak mau mengimani kandungan hakiki nama-nama dan sifat-sifat Allah sebenarnya telah berani melecehkan dan berbuat lancang kepada Allah. Mereka tidak mengagungkan Allah dengan sebagaimana semestinya. Lalu adakah tindakan jahat yang lebih tercela daripada tindakan menolak kandungan nama dan sifat Allah ataupun menyerupakannya dengan makhluk? Di dalam ayat ini Allah menamai diri-Nya dengan Ar-Rahman dan Ar-Rahiim. Di dalamnya terkandung sifat Rahmah (kasih sayang). Akan tetapi kasih sayang Allah tidak serupa persis dengan kasih sayang makhluk.

Makna Ayat Ketiga

مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ

Artinya: “Yang Menguasai pada hari pembalasan.”
Maalik adalah zat yang memiliki kekuasaan atau penguasa. Penguasa itu berhak untuk memerintah dan melarang orang-orang yang berada di bawah kekuasaannya. Dia juga yang berhak untuk mengganjar pahala dan menjatuhkan hukuman kepada mereka. Dialah yang berkuasa untuk mengatur segala sesuatu yang berada di bawah kekuasaannya menurut kehendaknya sendiri. Bagian awal ayat ini boleh dibaca Maalik (dengan memanjangkan mim) atau Malik (dengan memendekkan mim). Maalik maknanya penguasa atau pemilik. Sedangkan Malik maknanya raja.
Yaumid diin adalah hari kiamat. Disebut sebagai hari pembalasan karena pada saat itu seluruh umat manusia akan menerima balasan amal baik maupun buruk yang mereka kerjakan sewaktu di dunia. Pada hari itulah tampak dengan sangat jelas bagi manusia kemahakuasaan Allah terhadap seluruh makhluk-Nya. Pada saat itu akan tampak sekali kesempurnaan dari sifat adil dan hikmah yang dimiliki Allah. Pada saat itu seluruh raja dan penguasa yang dahulunya berkuasa di alam dunia sudah turun dari jabatannya. Hanya tinggal Allah sajalah yang berkuasa. Pada saat itu semuanya setara, baik rakyat maupun rajanya, budak maupun orang merdeka. Mereka semua tunduk di bawah kemuliaan dan kebesaran-Nya. Mereka semua menantikan pembalasan yang akan diberikan oleh-Nya. Mereka sangat mengharapkan pahala kebaikan dari-Nya. Dan mereka sungguh sangat khawatir terhadap siksa dan hukuman yang akan dijatuhkan oleh-Nya. Oleh karena itu di dalam ayat ini hari pembalasan itu disebutkan secara khusus. Allah adalah penguasa hari pembalasan. Meskipun sebenarnya Allah jugalah penguasa atas seluruh hari yang ada. Allah tidak hanya berkuasa atas hari kiamat atau hari pembalasan saja .

Makna Ayat Keempat

إِيَّاكَ نَعْبُدُ وإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ

Artinya: “Hanya kepada-Mu lah Kami beribadah dan hanya kepada-Mu lah Kami meminta pertolongan.”
Maknanya: “Kami hanya menujukan ibadah dan isti’anah (permintaan tolong) kepada-Mu.” Di dalam ayat ini objek kalimat yaitu Iyyaaka diletakkan di depan. Padahal asalnya adalah na’buduka yang artinya Kami menyembah-Mu. Dengan mendahulukan objek kalimat yang seharusnya di belakang menunjukkan adanya pembatasan dan pengkhususan. Artinya ibadah hanya boleh ditujukan kepada Allah. Tidak boleh menujukan ibadah kepada selain-Nya. Sehingga makna dari ayat ini adalah, ‘Kami menyembah-Mu dan kami tidak menyembah selain-Mu. Kami meminta tolong kepada-Mu dan kami tidak meminta tolong kepada selain-Mu.
Ibadah adalah segala sesuatu yang dicintai dan diridhai oleh Allah. Ibadah bisa berupa perkataan maupun perbuatan. Ibadah itu ada yang tampak dan ada juga yang tersembunyi. Kecintaan dan ridha Allah terhadap sesuatu bisa dilihat dari perintah dan larangan-Nya. Apabila Allah memerintahkan sesuatu maka sesuatu itu dicintai dan diridai-Nya. Dan sebaliknya, apabila Allah melarang sesuatu maka itu berarti Allah tidak cinta dan tidak ridha kepadanya. Dengan demikian ibadah itu luas cakupannya. Di antara bentuk ibadah adalah do’a, berkurban, bersedekah, meminta pertolongan atau perlindungan, dan lain sebagainya. Dari pengertian ini maka isti’anah atau meminta pertolongan juga termasuk cakupan dari istilah ibadah. Lalu apakah alasan atau hikmah di balik penyebutan kata isti’anah sesudah disebutkannya kata ibadah di dalam ayat ini?
Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di rahimahulah berkata, “Didahulukannya ibadah sebelum isti’anah ini termasuk metode penyebutan sesuatu yang lebih umum sebelum sesuatu yang lebih khusus. Dan juga dalam rangka lebih mengutamakan hak Allah ta’ala di atas hak hamba-Nya….”
Beliau pun berkata, “Mewujudkan ibadah dan isti’anah kepada Allah dengan benar itu merupakan sarana yang akan mengantarkan menuju kebahagiaan yang abadi. Dia adalah sarana menuju keselamatan dari segala bentuk kejelekan. Sehingga tidak ada jalan menuju keselamatan kecuali dengan perantara kedua hal ini. Dan ibadah hanya dianggap benar apabila bersumber dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan ditujukan hanya untuk mengharapkan wajah Allah (ikhlas). Dengan dua perkara inilah sesuatu bisa dinamakan ibadah. Sedangkan penyebutan kata isti’anah setelah kata ibadah padahal isti’anah itu juga bagian dari ibadah maka sebabnya adalah karena hamba begitu membutuhkan pertolongan dari Allah ta’ala di dalam melaksanakan seluruh ibadahnya. Seandainya dia tidak mendapatkan pertolongan dari Allah maka keinginannya untuk melakukan perkara-perkara yang diperintahkan dan menjauhi hal-hal yang dilarang itu tentu tidak akan bisa tercapai.”

Makna Ayat Kelima

اهدِنَــــا الصِّرَاطَ المُستَقِيمَ

Artinya: “Tunjukilah Kami jalan yang lurus.”
Maknanya: “Tunjukilah, bimbinglah dan berikanlah taufik kepada kami untuk meniti shirathal mustaqiim yaitu jalan yang lurus.” Jalan lurus itu adalah jalan yang terang dan jelas serta mengantarkan orang yang berjalan di atasnya untuk sampai kepada Allah dan berhasil menggapai surga-Nya. Hakikat jalan lurus (shirathal mustaqiim) adalah memahami kebenaran dan mengamalkannya. Oleh karena itu ya Allah, tunjukilah kami menuju jalan tersebut dan ketika kami berjalan di atasnya. Yang dimaksud dengan hidayah menuju jalan lurus yaitu hidayah supaya bisa memeluk erat-erat agama Islam dan meninggalkan seluruh agama yang lainnya. Adapun hidayah di atas jalan lurus ialah hidayah untuk bisa memahami dan mengamalkan rincian-rincian ajaran Islam. Dengan begitu do’a ini merupakan salah satu do’a yang paling lengkap dan merangkum berbagai macam kebaikan dan manfaat bagi diri seorang hamba. Oleh sebab itulah setiap insan wajib memanjatkan do’a ini di dalam setiap rakaat shalat yang dilakukannya. Tidak lain dan tidak bukan karena memang hamba begitu membutuhkan do’a ini
.
Makna Ayat Keenam

صِرَاطَ الَّذِينَ أَنعَمتَ عَلَيهِمْ

Artinya: “Yaitu jalannya orang-orang yang Engkau berikan nikmat atas mereka.”
Siapakah orang-orang yang diberi nikmat oleh Allah? Di dalam ayat yang lain disebutkan bahwa mereka ini adalah para Nabi, orang-orang yang shiddiq/jujur dan benar, para pejuang Islam yang mati syahid dan orang-orang salih. Termasuk di dalam cakupan ungkapan ‘orang yang diberi nikmat’ ialah setiap orang yang diberi anugerah keimanan kepada Allah ta’ala, mengenal-Nya dengan baik, mengetahui apa saja yang dicintai-Nya, mengerti apa saja yang dimurkai-Nya, selain itu dia juga mendapatkan taufik untuk melakukan hal-hal yang dicintai tersebut dan meninggalkan hal-hal yang membuat Allah murka. Jalan inilah yang akan mengantarkan hamba menggapai keridhaan Allah ta’ala. Inilah jalan Islam. Islam yang ditegakkan di atas landasan iman, ilmu, amal dan disertai dengan menjauhi perbuatan-perbuatan syirik dan kemaksiatan. Sehingga dengan ayat ini kita kembali tersadar bahwa Islam yang kita peluk selama ini merupakan anugerah nikmat dari Allah ta’ala. Dan untuk bisa menjalani Islam dengan baik maka kita pun sangat membutuhkan sosok teladan yang bisa dijadikan panutan .

Makna Ayat Ketujuh

غَيرِ المَغضُوبِ عَلَيهِمْ وَلاَ الضَّالِّينَ

Artinya: “Bukan jalannya orang-orang yang dimurkai dan bukan pula jalan orang-orang yang tersesat.”
Orang yang dimurkai adalah orang yang sudah mengetahui kebenaran akan tetapi tidak mau mengamalkannya. Contohnya adalah kaum Yahudi dan semacamnya. Sedangkan orang yang tersesat adalah orang yang tidak mengamalkan kebenaran gara-gara kebodohan dan kesesatan mereka. Contohnya adalah orang-orang Nasrani dan semacamnya. Sehingga di dalam ayat ini tersimpan motivasi dan dorongan kepada kita supaya menempuh jalan kaum yang shalih. Ayat ini juga memperingatkan kepada kita untuk menjauhi jalan yang ditempuh oleh orang-orang yang sesat dan menyimpang .

KESIMPULAN SURAT AL FATIHAH

Surat yang demikian ringkas ini sesungguhnya telah merangkum berbagai pelajaran yang tidak terangkum secara terpadu di dalam surat-surat yang lain di dalam Al Quran. Surat ini mengandung intisari ketiga macam tauhid. Di dalam penggalan ayat Rabbil ‘alamiin terkandung makna tauhid rububiyah. Tauhid rububiyah adalah mengesakan Allah dalam hal perbuatan-perbuatanNya seperti mencipta, memberi rezeki dan lain sebagainya. Di dalam kata Allah dan Iyyaaka na’budu terkandung makna tauhid uluhiyah. Tauhid uluhiyah adalah mengesakan Allah dalam bentuk beribadah hanya kepada-Nya. Demikian juga di dalam penggalan ayat Alhamdu terkandung makna tauhid asma’ wa sifat. Tauhid asma’ wa sifat adalah mengesakan Allah dalam hal nama-nama dan sifat-sifatNya. Allah telah menetapkan sifat-sifat kesempurnaan bagi diri-Nya sendiri. Demikian pula Rasul shallallahu’alaihi wa sallam. Maka kewajiban kita adalah mengikuti Allah dan Rasul-Nya dalam menetapkan sifat-sifat kesempurnaan itu benar-benar dimiliki oleh Allah. Kita mengimani ayat ataupun hadits yang berbicara tentang nama dan sifat Allah sebagaimana adanya, tanpa menolak maknanya ataupun menyerupakannya dengan sifat makhluk.
Selain itu surat ini juga mencakup intisari masalah kenabian yaitu tersirat dari ayat Ihdinash shirathal mustaqiim. Sebab jalan yang lurus tidak akan bisa ditempuh oleh hamba apabila tidak ada bimbingan wahyu yang dibawa oleh Rasul. Surat ini juga menetapkan bahwasanya amal-amal hamba itu pasti ada balasannya. Hal ini tampak dari ayat Maaliki yaumid diin. Karena pada hari kiamat nanti amal hamba akan dibalas. Dari ayat ini juga bisa ditarik kesimpulan bahwa balasan yang diberikan itu berdasarkan prinsip keadilan, karena makna kata diin adalah balasan dengan adil. Bahkan di balik untaian ayat ini terkandung penetapan takdir. Hamba berbuat di bawah naungan takdir, bukan terjadi secara merdeka di luar takdir Allah ta’ala sebagaimana yang diyakini oleh kaum Qadariyah (penentang takdir). Dan menetapkan bahwasanya hamba memang benar-benar pelaku atas perbuatan-perbuatanNya. Hamba tidaklah dipaksa sebagaimana keyakinan kaum Jabriyah. Bahkan di dalam ayat Ihdinash shirathal mustaqiim itu terdapat intisari bantahan kepada seluruh ahli bid’ah dan penganut ajaran sesat. Karena pada hakikatnya semua pelaku kebid’ahan maupun penganut ajaran sesat itu pasti menyimpang dari jalan yang lurus; yaitu memahami kebenaran dan mengamalkannya. Surat ini juga mengandung makna keharusan untuk mengikhlaskan ketaatan dalam beragama demi Allah ta’ala semata. Ibadah maupun isti’anah, semuanya harus lillaahi ta’aala. Kandungan ini tersimpan di dalam ayat Iyyaka na’budu wa iyyaaka nasta’iin.
Allaahu akbar, sungguh menakjubkan isi surat ini. Maka tidak aneh apabila Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutnya sebagai surat paling agung di dalam Al Quran.
Ya Allah, karuniakanlah kepada kami ilmu yang bermanfaat. Jauhkanlah kami dari jalan orang yang dimurkai dan sesat. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar lagi Mengabulkan do’a. Wallahu a’lam bish shawaab.